HomeBeritaFIRMAN TUHAN IBADAHMANUSIA BARU 3 – MANUSIA TERANG

MANUSIA BARU 3 – MANUSIA TERANG

Ringkasan khotbah Pdt. Yehaziel Silvanus Elnatan Osiyo, M.Th

Minggu, 18 September 2022

Sejak kejatuhan manusia dalam dosa, identitas rohani manusia menjadi rusak. Manusia hidup jauh dari Allah. Yesus hadir untuk memulihkan kondisi manusia. Pemulihan itu bersifat menyeluruh dan terus menerus hingga menjadi serupa seperti Yesus Kristus

Efesus 5:8 “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,”

Berdasarkan persepktif rasul Paulus, Secara rohani ada tiga jenis manusia yaitu :

1. Manusia gelap yang hidup dalam kegelapan, Memang kamu dahulu kamu adalah kegelapan,……….”

Manusia gelap adalah  mereka yang belum lahir baru, belum mengenal Yesus atau sudah mengenal Yesus tetapi belum lahir baru (pikirannya masih sia-sia, dianoiya nya gelap, dll). Manusia gelap adalah manusia yang secara rohani gelap kehidupannya. Membutuhkan injil untuk lahir baru

2. Manusia terang yang hidup dalam terang, “…, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan.“

Manusia terang adalah orang yang telah lahir baru yang hidup dalam terang. Ada kemuliaan Allah dalam kehidupannya. Wajahnya memancarkan sinar kemuliaan Allah, terang. Setelah 40 hari di gunung sinai, Musa turun menemui bangsa Israel, wajahnya penuh dengan kemuliaan Allah. Ada perbedaan yang begitu mencolok dari wajah Musa ketika naik ke gunung dan ketika turun. Semakin kita dekat dengan Allah, maka kehidupan kita akan menjadi serupa denganNya. Perubahan itu terjadi di dalam, dan memancar keluar – inside out. Kehadiran orang yang sungguh-sungguh dekat dengan Allah selalu membawa atmosfher yang berbeda bagi lingkungan di sekitarnya.

Ketika kita sudah menerima Yesus tetapi hidup kita tidak berubah, maka kita perlu instropeksi diri.

3. Manusia TERANG tapi masih suka bersekutu dengan KEGELAPAN, “…Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,“

Manusia TERANG tapi masih suka bersekutu dengan KEGELAPAN, orang yang telah lahir baru tapi masih melakukan, menyembunyikan dosa dan tidak mengakui. Ini adalah  jenis yang patut diwaspadai karena berbahaya.

Ingat, 1 Yohanes 1:6 “ Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.”

Golongan orang-orang yang disebut pendusta dan tidak melakukan kebenaran.

Wahyu 3:15-16 “Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”

Di akhir zaman ini, orang yang kudus akan semakin kudus, dan yang cemar semakin cemar. Tetapi ada orang-orang yang abu-abu, terlihat sudah lahir baru tetapi masih melakukan banyak hal dalam gelap. Karena ia tidak panas atau dingin maka orang-orang seperti ini akan dimuntahkan Tuhan. Tipe orang ketiga ini adalah jenis orang najis (Matius 15:11 “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.”). Percuma lahir baru tetapi masih tinggal dalam karakter manusia lama. Minta Roh Kudus untuk menolong kita mengintropeksi diri.

Mari menjadi jenis manusia yang kedua, seperti yang Tuhan mau yaitu manusia terang yang hidup dalam terang. Lalu bagaimana caranya?

Pertama : Datang kepada Sang Terang

Efesus 5:15 “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,”

Yohanes 3:19-21 “Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”

Datang kepada Sang Terang untuk menerangi kehidupan kita, untuk mengetahui dimana yang harus diperbaiki. Di dalam terang, semua perbuatan/sikap/karakter kita akan terlihat dengan jelas. Namun, ada banyak orang yang menolak datang karena sudah nyaman dalam kegelapan. Tidak senang jika kekurangannya terlihat.

Dalam skema tabernakel, datang pada Sang Terang dilambangkan dengan pintu gerbang tabernakel. Ada 4 tiang di pintu gerbang tabernakel, 4 tiang ini adalah gambaran dari 4 injil. Satu-satunya akses masuk ke dalam tabernakel (area keselamatan) adalah melewati pintu gerbang. Secara rohani :  percaya pada Yesus.

Kedua : berjalan dalam terang

Yesaya 2:5 “Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN!

Yohanes 8:12 “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”

Banyak yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat tetapi menolak berjalan / mengikuti Yesus. Semua kita, orang percaya – harus berjalan dalam terang. Bangun pernikahan kita dalam terang – jadikan Firman Tuhan sebagai sumber penerangan. Jadilah pemimpin (kepala keluarga) yang berjalan dalam terang, sehingga seluruh anggota hidup dalam terang. Terlebih jika kita sebagai pelayan Tuhan,

Berjalan dalam terang  adalah sebuah perjalanan. Dalam tabernakel, kita tidak berhenti di pintu gerbang, melainkan masuk ke dalam pelataran. Di areal ini kita akan menjumpai mezbah korban bakaran artinya bertobat (kebanggaan sebagai manusia lama dibakar), lanjut menuju kolam basuhan – baptisan air.

Pelataran sudah termasuk areal keselamatan, tetapi areal ini adalah ruangan outdoor. Orang jenis ketiga (Manusia TERANG tapi masih suka bersekutu dengan KEGELAPAN) hanya berkutat di pelataran.  Karena pelataran adalah ruangan terbuka, maka tidak terlindungi dari panas, hujan, angin dan hal-hal eksternal lainnya. Secara rohani, orang percaya yang masih berada di area ini akan mudah terpengaruhi dengan dunia luar – godaan/tantangan.

Ketiga : bersekutu dalam terang

I Yohanes 1:7 “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.”

Kisah Para Rasul 1:14 “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.

Kisah Para Rasul 2:41-47 “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Kita tidak bisa bersekutu dalam terang jika belum berjalan dalam terang atau mengenal terang itu. Persekutuan artinya adalah menjalin relasi dengan orang lain. Kita tidak bisa bertumbuh sendiri, kita perlu orang lain/komunitas untuk bersama-sama mempraktekkan kebenaran Firman Tuhan.

Iman orang Kristen yang tidak bisa bersekutu dalam terang

  • Tidak bisa bertumbuh
  • Macet
  • Bahkan bisa mati

Domba yang hidup di luar kawanan menjadi mangsa empuk bagi predator. Orang beriman tidak boleh sendiri – harus bersekutu dalam terang, dalam kasih Kristus. Ingat! kita membutuhkan manusia-manusia terang lainnya untuk berespon, agar iman bisa bertumbuh. Sifat dosa – relasional, dosa adam dan hawa berdampak hingga saat ini. Jangan merasa kuat sendiri, tidak memerlukan orang lain.

Terus bertumbuh artinya bergerak maju. Setelah melewati pelataran maka kita akan menjumpai pintu kemah untuk masuk dalam ruangan suci dan ruangan maha suci. Ruangan ini adalah ruangan indoor. Ada tudung berlapis-lapis yang melindungi ruangan ini. Jika sumber penerangan di pelataran adalah dari matahari, bulan dan bintang maka dalam ruangan suci sumber penerangannya dari cahaya yang dipancarkan dari pelita emas.  Semua alat-alat ibadah di ruangan ini terbuat dari emas.

Apa yang harus ada dalam persekutuan dalam terang?

A. Bersekutu dalam ibadah

Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah.”, Yahudi, hari pertama adalah minggu. Sabat hari sabtu à ibadah raya

”mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti”, “ Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah” à makan bersama, FG/CG – food, faith, family

Bersekutu dalam ibadah dilambangkan dengan pelita emas, sumber cahaya dalam ruangan suci. Persekutuan itu penting – jemaat mula-mula sudah memberikan teladan yang luar biasa. Kita akan bertumbuh dalam komunitas rohani yang sehat. Jika saudara belum terbagung dalam FG silahkan mencari informasi di kantor sekretariat gereja.

B. Bersekutu dalam Firman Allah

 “bertekun dalam pengajaran rasul-rasul”  

Pengajaran dilambangkan dengan meja roti sajian. Ada 2 tumpukan roti yang masing-masing berjumlah 6. Jika disandingkan maka kita mendapati angka 66 – ini adalah jumlah kitab dalam Alkitab.

Di gereja kita, pengajaran dasar dapat diperoleh dengan mengikuti kelas pemuridan – Baithani spiritual journey

Ke depan akan dibuka kelas-kelas sesuai kebutuhan rohani jemaat (kelas tabernakel, dll)

C. Bersekutu dalam doa dan penyembahan

“bertekun dengan sehati dalam doa”

“dan berdoa”

Doa dan penyembahan dilambangkan dengan mezbah dupa emas. Jemaat bisa hadir  dalam  doa dan penyembahan yang dilaksanakan setiap hari jumat.

D. Menyatu dalam terang

“Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama ”

Puncak persekutuan terang adalah menyatu dalam terang. Hal ini dilambangkan dengan tabut perjanjian. Puncak persekutuan ini adalah relasi kualitas mempelai.

praktek dari rumah, dari hidup pernikahan. Menyatu artinya tidak ada batas, semua milik bersama, saling rela berkorban. Teladan sempurna kita adalah Yesus yang rela menyerahkan segalanya bagi kita – calon mempelai perempuan-Nya.

1 Yohanes 1:8  Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Sikap keras hati, merasa paling hebat dan benar sendiri, diproses Tuhan melalui persekutuan dan terang. Persekutuan membuat kita mengenal, mendengar dan belajar dari orang lain.

I Yohanes 1:9  Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Saling mengaku dosa dan mau mengampuni (rendah hati)

Persekutuan adalah fasilitas rohani untuk melakukan/praktek firman Tuhan. Mengampuni – merubah kita untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus

Matius 5:14-16 “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Menjadi terang di tengah dunia yang gelap – buah perjalanan rohani kita. Terang Allah meradiasi orang-orang di sekitar kita.

Penutup dan nasehat, I Tesalonika 5:1-11 :

  • Bangun dari Tidur (Terjaga) – semua serba online, iman jadi tertidur – saat menghadapi masalah tidak datang pada Tuhan, tapi menggunakan akal pikiran sendiri.
  • Waspada
  • Pikiran kita harus terang
  • Kita harus tetap percaya kepada Tuhan dan mengasihi orang-orang lain
  • Berharap dengan yakin bahwa Allah akan menyelamatkan kita – saling menguatkan

JANGAN HIDUP SENDIRI- BERJALAN SENDIRI

 TAPI MARI BERJALAN BERSAMA-SAMA, BERJALAN DI DALAM TERANG

Tuhan Yesus memberkati