HomeBeritaFIRMAN TUHAN IBADAHTAHUN PERJANJIAN BARU – THE YEAR OF THE NEW COVENANT

TAHUN PERJANJIAN BARU – THE YEAR OF THE NEW COVENANT

Pdt. Yehaziel Silvanus Elnatan Osiyo, M.Th

Minggu, 1 Januari 2023

Ini adalah firman nubuatan yang disampaikan oleh nabi Yeremia kepada bangsa Israel pada situasi yang sulit, yaitu saat berada dalam masa pembuangan.

Yeremia 31:31-34 “Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN. Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.”

Saat ini kita hidup di Perjanjian Baru tetapi banyak diantara kita yang tidak mengerti esensi dari Perjanjian Baru. Gaya hidup dan mindset kita masih dalam Perjanjian Lama. Dari ayat yang kita baca hari ini kita akan menemukan beberapa landasan Perjanjian Baru dalam Tuhan, yaitu :

1. Dasar Perjanjian Baru

Ayat 34 “Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.”

Dasar Perjanjian Baru adalah pengampunan yang tidak terbatas, artinya apapun keadaan situasi masa lalu atau dosa-dosa yang mengikat di masa lalu, ketika kita datang ke hadapan Tuhan maka pengampunan Tuhan yang tidak terbatas itu menjadi pondasi yang mengikat perjanjian dengan Tuhan.

Ketika Tuhan sudah mengampuni maka kesalahan itu tidak diingat-ingat lagi, ini adalah karakter Tuhan kita. Ketika kita bersinggungan  dalam menjalani kehidupan sebagai mahluk sosial, baik dalam Rumah Tangga, parenting, pekerjaan, dan pelayanan maka akan ada orang yang berpotensi mengusik kita. Ingat unlimited forgiveness. Orang-orang yang demikian menciptakan kesempatan bagi kita untuk melakukan kebenaran Firman Tuhan, yaitu mengampuni – sama seperti Bapa di Surga sudah mengampuni dosa kita.

Selama kita masih bernafas di bumi ini, potensi konflik pasti akan selalu ada, jadi mari menghidupi pengampunan yang tidak terbatas ini dengan cara menyadari bahwa kita adalah manusia berdosa yang sudah menerima kasih karunia yaitu pengampunan yang tidak terbatas. Kasih yang dinyatakan dalam pengorbanan Kristus di kayu salib. Mari mensyukuri hal ini dengan cara tidak melakukan kesalahan yang sama/ masih tinggal dalam dosa yang sama – tetapi move on, bergerak maju meninggalkan dosa. Kita sudah diampuni jadi mari mengampuni. Jika kita sudah melepaskan pengampunan maka jangan diungkit-ungkit lagi, karena inilah gaya hidup Perjanjian Baru.

Dalam Perjanjian Baru ada pengampunan yang tidak terbatas bagi siapa saja yang percaya. Maksimalkan kesempatan ini, jangan malu/takut datang pada hamba Tuhan untuk mengakui segala dosa dan minta ampun pada Tuhan. Hamba Tuhan yang melayani saudara akan mengayomi dan menjaga kehidupan saudara agar saudara tidak lagi jatih dalam dosa yang sama.

Mazmur 103:12 “sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.”

I Yohanes 1:9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”

Ketika kita sudah datang pada Tuhan melalui hamba-hambaNya maka Allah setia dan adil, Ia pasti mengampuni segala dosa dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Kita sudah menerima pengampunan, sehingga memiliki kepercayaan diri untuk menolak intimidasi iblis akan dosa masa lalu kita.

Mengapa pengampunan menjadi pondasi? Karena tanpa pengampunan tidak akan ada pengenalan akan Allah. Kita tidak bisa mengenal Allah yang kudus dengan benar jika masih hidup dalam dosa, karena dosa tidak bisa bercampur dengan kekudusan. Mari memasuki tahun yang baru dengan datang pada Tuhan. Jika Roh Kudus mengingatkan kita dengan dosa/keterikatan – datanglah pada hamba Tuhan untuk didoakan.

2. Cara Kerja Perjanjian Baru

Yeremia 31:33 “Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku”

Cara kerja Perjanjian Baru adalah dari dalam ke luar/inside out. Cara kerja Perjanjian Lama dari luar ke dalam, yaitu melalui  hukum Taurat (pakaian/atribut/ornament) yang menata perilaku dari luar. Dalam Perjanjian Baru, melalui Yesus Kristus perubahan dimulai dari hati.

Keluaran 19:8 “Seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama: “Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan.” Lalu Musa pun menyampaikan jawab bangsa itu kepada TUHAN.”

Ketika hukum Taurat pertama kali diberikan melaui nabi Musa, bangsa Israel meresponi dengan komitmen untuk taat. Sekalipun keinginan untuk taat itu begitu luar biasa, tetapi faktanya mereka tidak bisa taat. Karena ketidak taatan itu mereka berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun. Hanya generasi kedua yang diijinkan Allah untuk masuk Tanah Perjanjian, dan dari generasi pertama hanya Yosua dan Kaleb yang diijinkan masuk. Bangsa Israel gagal menepati janji untuk taat.

Allah mengetahui bahwa umatNya tidak mampu untuk menepati janjinya, itu sebabnya Tuhan membuat perjanjian yang baru

Yehezkiel 36:26-27 “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.”

Ibrani 8:10 “Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,” demikianlah firman Tuhan. “Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.”

Dalam Leadership/kepemimpinan, ketika kita belum berhasil mancapai visi – bukan visinya yang dirubah melalinkan strateginya. Allah merubah strategi dengan cara memberikan hati yang baru – Roh Allah bisa tinggal diam, dan memampukan kita taat. Janji akan Roh Penolong sudah dipenuhi melalui hadirnya Roh Kudus. Peristiwa di loteng Yerusalem menandakan lahirnya gereja Tuhan – Tubuh Kristus.

Manusia tidak bisa menerima Perjanjian Baru dengan hati yang lama, karena untuk melaksanakan hukum-hukum yang baru dibutuhkan roh yang baru pula yaitu Roh Penolong. Roh Kudus tidak bisa tinggal di hati yang lama/belum disucikan. Oleh karenanya undang Roh Kudus karena hanya Roh Kudus yang mampu merubah sesuatu dari dalam keluar. Perubahan di dalam dimulai dari dianoiya – hati yang di penuhi Firman Allah dan Roh Kudus memberi pengertian. Saat kita melakukan Firman Allah terjadilah perubahan perilaku/karakter. Orang yang sudah bebas dari dosa, gaya hidupnya pasti berubah. Perubahan di dalam membuat perilaku mengalami perubahan.

Di akhir zaman dosa dikampayekan dengan sangat masif/luarbiasa. Dosa dipromosikan /diperjuangakn untuk legal dalam tatanan negara, masuk ke event international, masuk ranah politik. Kegerakan LGBT yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan sedang dipromosikan. Gereja Tuhan harus menyampaikan kebenaran ini. Kita doakan dan rangkul mereka yang sedang terikat sehinga mereka mengalami keubahan. Semua bisa terjadi melalui peranan Roh Kudus dalam kehidupan kita.

Jangan tertipu dnegan penampilan luar mansuia, ada banyak yang kelihatan rohani/agamis tetapi perilaku di dalam tidak sesuai dengan apa yang di dalam. Dan jangan terkecoh dengan orang-orang sederhana yang mungkin tidak muncul di permukaan tetapi hidupanya berkenan. Ciri utama umat perjanjian bari – umat yang memiliki hati dan roh yang baru

3. Bagaiman Sifat Perjanjian Baru

Ayat 34 “Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.”

Sifat Perjanjian Baru adalah personal intimate relationship, hubungan untim yang sifatnya pribadi. Jaman Perjanjian Lama sngat sedikit orang yang memiliki relasi dengan Allah. Waktu itu Allah membangun relasi hanya kepada orang-orang tertenu, nabi/raja/imam besar dan hubungan itu bersifat sangat terbatas/eksklusif. Dalam Perjanjian Lama relasi umat dengan Allah terasa begitu jauh karena yang bisa membangun relasi adalah raja/imam/nabi, dan ini menimbulkan jarak antara pemimpin di pemerintahan ataupun pemimpin agama  dengan rakyat. Tetapi apa yang kita terima dalam Perjanjian Baru sangat berbeda. Di Perjanjian Baru semua kita memiliki kesempatan yang sama untuk membangun relasi yang intim dan pribadi dengan Tuhan kita melalui Tuhan Yesus Kristus. Tidak perlu menjadi seseorang (raja/pendeta, dll) untuk bisa delat dengan Tuhan. Kasih karuniaNya terbuka bagi kita semua.

Jangan terkecoh – mengkultus individukan, megidolakan secara berlebihan seorang pemimpin rohani, karena ini adalah sikap yang tidak sesuai dengan Perjanjian Baru. Setiap kita memiliki kesepatan untuk menikmati karunia. Berhati-hatilah! Di era Perjanjian Baru Tuhan mau kita menjadi satu keluarga/bagian, sebagaimana Tuhan memakai hambaNya, Ia juga bisa memakai kita semua. Segala karunia yang diberikan Tuhan tujuan penggunaannya adalah untuk memperbesar kerajaan Tuhan. Mari memaksimalkan karunia dengan  melangkah bersama di keluarga besar GPT. Baithani. Mari berjejaring dengan gereja lainnya, membangun kerajaan Allah. Baithani adalah salah satu anggota tubuh Kristus. Tuhan memberikan karunia yang berbeda tetapi ketika Tuhan menempatkan di tempat yang sama – karunia itu pasti saling memperlengkapi sehingga banyak jiwa dimenangkan dan pekerjaan Tuhan semakin dahsyat.

Terima Perjanjian Baru dengan sungguh-sungguh, Tuhan mau bekerja dengan luar biasa di dalam dan  hidup kita supaya namaNya semakin dipermuliakan. Serahkan hati, hidup, pikiran supaya Tuhan bisa bekerja inside out. Jangan simpan dosa/kesalahan di masa lalu – bereskan sehingga kita bisa melangkah dengan pasti – dengan iman, tanpa membawa beban di masa lalu. Kita bisa hidup dengan penuh keberanian untuk melihat rancangan Tuhan tergenapi di dalam hidup kita.

Landasan inilah yang menjadi kekuatan, inspirasi, pengertian yang baru untuk melangkah memasuki 2023. Mari terus mencintai taurat dan merenungkan firman Tuhan siang dan malam, sehingga hal ini  menjadi gaya hidup baru. Ingat, kegelapan bisa dilewati karena ada terang Firman Tuhan, kita diampuni, disucikan – sehingga PD melangkah. Tuhan pasti menyertai sesuai dengan janji-Nya. Ia tidak pernah meninggalkan kita. Selamat thaun baru 2023 – Tuhan Yesus memberkati.