Ringkasan khotbah Pdt. Yehaziel Silvanus Elnatan Osiyo, M.Th
Minggu, 26 Februari 2023
II Timotius 2:2 “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.”
Dari ayat ini Rasul Paulus menyampaikan puncak dari relasi adalah menemukan orang-orang yang bisa dipercaya. Orang-orang dalam Perjanjian Baru adalah orng-orang yang bisa dipercaya. Ditengah-tengah keterbatasan kita, Tuhan memberikan penolong yaitu Roh Kudus sehingga kita bisa menjadi orang-orang yang dipercaya. Dan semua dimulai dari rumah, yaitu dengan menjadi suami/istri/anak yang bisa dipercaya, kemudian bisa menjadi orang yang dipercaya dalam hidup bermasyarakat (di sekolah/kampus, kantor, di lingkungan bahkan di pelayanan). Jangan menjadi orang percaya yang tidak bisa dipercaya. Gereja tidak bisa lepas dari pemuridan. Jika kita tidak dipercaya maka kita tidak dimuridkan dengan benar. Allah membangun relasi dengan manusi – menyerahkan Putra-Nya yang Tunggal, tujuannya adalah untuk mencari orang-orang yang bisa dipercaya
Kisah Para Rasul 13:22 “Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.”
Orang yang berkenan di hadapan Tuhan adalah orang yang bisa dipercaya. Daud tidak mengeluh, membantah dengan semua yang terjadi dalam hidupnya. Ia tidak iri dengan kakak-kakaknya. Taat dengan semua arahan orang tuanya. Di saat yang masih muda, Daud sudah diurapi sebagai raja, sekalipun proses untuk duduk sebagai raja di Israel memerlukan waktu yang lama dan menyakitkan. Di rumah, mempersiapkan generasi menjadi pribadi yang bisa dipercaya adalah tugas orangtua.
Setelah menerima keselamatan, hidup kita telah ditebus, dosa kita diampuni. Alkitab mengatakan sejauh timur dari barat (Mazmur 103:12) dan melemparkan pelanggaran kita ke tubir laut (Mikha 7:19). Hasil penelitian para ilmuwan menunjukkan bahwa timur dan barat adalah suatu tempat yang tidak berujung. Sedangkan tubir laut adalah laut yang sangat dalam, bahkan gunung tertinggi sekalipun jika ditenggelamkan akan benar-benar tenggelam. Ini membuktikan bahwa dosa benar-benar sudah diselesaikan.
II Petrus 1:3 “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.”
Ketika kita sudah disucikan, maka tanggungjawab kita selanjutnya adalah mencari perkenanan Tuhan. Dan kita sudah diperlengkapi untuk hal itu dengan hadirnya Roh Kudus.
KITA ADALAH PENGELOLA
Lukas 16:10-12 “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa di dunia ini segala sesuatu adalah titipan Tuhan. Hidup ini bukan miliki kita, bahkan tubuh dan kesehatan yang kita miliki adalah titipan Tuhan. Ketidaktahuan akan status ini cenderung membuat manusia menjadi jumawa, sombong, angkuh. Karena mindset pemilik akan membawa seseorang hidup tanpa rasa tanggung jawab.
Sebagai pengelola, jika kita tidak bisa mengelola dengan baik, dengan penuh rasa tanggungjawab, tanpa kesetiaan maka semua akan diambil. Demikian juga sebaliknya, jika kita bisa dipercaya, maka akan ditambah-tambahkan lagi. Orang yang bisa dipercaya adalah orang yang bisa mengelola dengan benar. Tanamkan mindset ini kepada anak-anak kita, sehingga mereka bertumbuh menjadi pribadi-pribadi yang bertanggungjawab. Kasus penganiayaan berat yang menimpa seorang anak remaja di Jakarta saat ini membuktikan bahwa banyak orangtua yang tidak memiliki konsep berpikir yang benar tentang kekayaan. Harta yang melimpah, kekuasaan yang dianggap tak terbatas membuat anak-anak berprilaku sewenang-wenang – jahat. Apa yang dimiliki menjadi dasar untuk menyombongkan diri, flexing – pamer kekayaan untuk mendapatkan rasa hormat/pengakuan dari orang lain.
Ingat, kita hanyalah pengelola – bukan pemilik, jadi mari berjuang untuk menjadi pengelola yang benar, setia dan bertanggungjawab, sehingga bisa menjadi pribadi yang dipercaya. Mari belajar bersama-sama melalui kesaksian Rasul Paulus untuk bisa menjadi pribadi yang bisa dipercaya.
II Timotius 1:12 “Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.”
1. Rela menderita – “Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini”
Yohanes 12:24 “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”
menderita yang dimaksud adalah menderita karena Kristus – proses salib. Rasul Paulus di jebloskan ke dalam penjara karena ia memberitakan kabar baik, ia menderita karena Kristus. Rasul Paulus rela menderita terhadap individu (Kristus) dalam relasi, dan dalam penderitaannya Rasul Paulus tidak mengomel/mengeluh
Sebagai orangtua, kita semua bertanggung jawab mendidik anak untuk menjadi dewasa baik dalam berpikir maupun bertindak. Semua itu dilatih dalam keseharian, salah satunya dengan cara tidak selalu menuruti semua kemauan anak. Didikan adalah bentuk kasih sayang yang membentuk anak. Jika orangtua memanjakan anak, selalu memberikan semua keinginan anak, itu sama dengan menciptakan anak menjadi monster. Karena sejak kecil tidak diajarkan untuk menderita : sabar, menahan diri, berjuang untuk mendapatkan sesuatu maka ketika besar, anak tidak akan mengerti apa itu menghargai, rendah hati, menguasai atau menahan diri. Mereka akan terus menuntut ketika tidak diberi, emosional, bertindak kasar, bahkan anarkis. Dengan terus bersandar pada hikmat dari Roh Kudus, mari menjadi orang tua yang dengan penuh kasih berjuang mendidik generasi menjadi pribadi yang berkenan di hadapan Tuhan.
2. Tidak malu – ”tetapi aku tidak malu”
Rasul Paulus tidak malu masuk penjara karena nama Tuhan. Mereka yang tetap menemani ketika siatuasi sedang sulit, merekalah yang bisa dipercaya.
Matius 10:32 “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.”
Tidak malu mengakui bahwa semua berkat yang kita terima adalah dari Tuhan, besar maupun kecil.
3. Kenal betul siapa Tuhan yang kita percayai – “aku tahu kepada siapa aku percaya”
Alasan Rasul Paulus tidak malu dalam penderitaannya adalah karena ia mengenal Tuhan yang dipercayai.
“Itulah sebabnya saya menderita semuanya ini, tetapi saya tetap yakin, sebab saya tahu betul siapa yang saya percayai. (BIS)”
Pengetahuan tentang Tuhan berbeda dengan mengenal Tuhan. Pengetahuan berbicara tentang agama, sedangkan mengenal Tuhan adalah relasi (contoh : Doa Bapa Kami). Kekristenan bukan agama. Kita perlu pengetahuan, tetapi semua itu harus diiringi dengan pengenalan akan Tuhan. Pengetahuan disempurnakan dengan pengenalan. Tabernakel berbicara relasi – pengenalan tidak berhenti di pintu gerbang atau pelataran, tetapi terus bergerak sampai ruang maha kudus, mencapai standard iman mempelai Wanita – relasi yang lebih dalam
Goal discipleship adalah membentuk orang-orang yang bisa dipercaya. Mengenal adalah karakter yang diperoleh melalui proses, sesuatu yang benar-benar dipersiapkan.
Baithani dari masa ke masa
Seiring berjalannya waktu, maka gedung gereja kitaini sejak selesai dibangun dan diresmikan pada tanggal 5 Juli 1986 sudah mengalami bebera pa kali renovasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan yang terus berkembang. Karena proses renovasi, ada lima ruangan kelas Sekolah Minggu yang dikorbankan untuk peyesuaian di ruang utama. Pemenuhan kebutuhan yang tambal sulam membuat instalasi kabel-kabel tidak teratur. Unit AC kita juga perlu peremajaan oleh karenanya rencana ke depan adalah kita akan merombak total gedung gereja kita. Mimpi kita bersama adalah memiliki gedung dengan fasilitas yang lengkap, memiliki ruang-ruang pelayanan bagi semua kaum, memiliki lahan parkir bagi jemaat.
Dahulu para pendiri gereja ini dengan jumlah jemaat yang belum banyak dimampukan Tuhan untuk membangun gedung gereja yang besar. Dan dari pelayanan yang terus berjalan gereja kita sudah dan akan terus menjadi berkat bagi keselamatan bangsa-bangsa. Generasi muda kita telah diutus ke beberapa negara sebagai duta-duta keselamatan – memberitakan kabar baik bagi bangsa-bangsa. Kita juga sudah mengadopsi satu suku di Sulawesi untuk dilayani. Jadi rencana perombakan total ini bukanlah sesuatu yang dikerjakan dijadikan kebanggaan/kesombongan. Tetapi semua untuk memperlengkapi pelayanan terhadap generasi.
Renovasi ini adalah proyek dengan kebutuhan dana yang sangat besar. Jika para senior kita dahulu dipercaya untuk membangun gedung dengan kapasitas besar, maka saat ini kitapun juga akan dipercaya untuk membangun. Dengan bergandengtangan, saling menguatkan, bersama-sama kita akan mewujudkan mimpi bersama ini, yaitu memiliki gedung baru dengan fasilitas yang lebih baik sehingga pelayanan bisa dilakukan lebih maksimal demi kemuliaan nama Tuhan.
Penutup, Amsal 3:5-6 “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Menjadi pribadi yang bisa dipercaya dimulai dengan percaya kepada Tuhan dengan segenap hati. Dengan berserah penuh Roh Kudus memiliki kesempatan yang seluas-luasnya membentuk kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati.