Ringkasan khotbah Pdt. Bindargo, M.Th
Minggu, 26 November 2023
Keluaran 16:1-3 “Setelah mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai, pada hari yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir. Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; dan berkata kepada mereka: “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.”……..”Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.”…………………….”
Tuhan kita tidak hanya mengurus hal-hal yang sifatnya supranatural atau emergency, tetapi hal-hal yang sederhana sekalipun diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Perjalanan yang panjang dan melelahkan membuat bangsa ini bersungut-sungut. Hal-hal yang sederhana menjadi besar karena dipengaruhi suasana hati yang tidak sehat. Dengan penuh emosi mereka mempermasalahkan tentang makanan lezat yang tidak lagi bisa dinikmati di padang gurun. Mereka lupa bahwa ketika mereka makan enak di Mesir, status mereka adalah sebagai BUDAK.
Namun Allah Bapa yang maha pengasih mendengarkan keluh kesah mereka. Allah menyediakan daging pada waktu senja dan roti pada waktu pagi. Burung puyuh dan manna disediakan untuk memenuhi kebutuhan bangsa ini akan makanan, ini adalah bukti kasih bapa kepada UmatNya.
Kita akan belajar lebih dalam tentang bukti kasih Bapa kepada umatNya dari kisah bagaimana bangsa Israel yang mengalami pertolongan selama di padang gurun.
1. Memenuhi kebutuhan keseharian umaNya, sesuai dengan keperluan seisi kemahnya (rumahnya)
Keluaran 16:16-18 “Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa.” Demikianlah diperbuat orang Israel; mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit. Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya.”
Bangsa Isreal diperintahkan untuk mengumpulkan manna sesuai dengan kebutuhannya. Mereka yang memiliki banyak anggota kelurga keluarga tentu akan mengumpulkan lebih banyak dari pada yang memiliki sedikit anggota keluarga. Ketika proses pengumpulan selesai dan manna itu ditakar, maka yang mengumpulkan sedikit tidak berkekurangan dan yang mengumpulkan banyak tidak berkelebihan. Artinya bahwa kebutuhan dasar kita akan makanan disediakan Allah dengan porsi CUKUP.
Jangan sampai karena kebutuhan dasar makan dan minum, seseorang menjauh dari Tuhan, dari Persekutuan, dll. Berapapun jumlah anggota dalam rumah tangga – Tuhan sangat bermurah hati dengan keadilannya, Tuhan mencukupi seluruhnya. Jangan mengeluh, banyak atau sedikit anggota keluarga kita, kebutuhan akan makanan pasti dicukupi jika kita melakukan semua sesuai dengan Firman Tuhan
Tuhan telah menyiapkan semua bagi kita, dari yang sederhana/kecil hingga sesuatu yang besar. Tetapi fakta ini bukan berarti bisa dijadikan alasana bagi umat-Nya santai dan tidak gigih, apalagi Tidak bekerja, santai, berpuas diri atas dasar firman Tuhan, seperti yang ditulis dalam Matius 6:34 “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Perhatikan – 8 Filosofi jawa mempengaruhi pola pikir hidup.
- Nrimo
- Ngalah
- Prasojo – sederhana
- Temen ing janji – setia
- Tepo seliro – tenggang rasa
- Satiro pinandito – bersikap kesatria sekaligus pandito
- Sepi ing pamrih rame ing gawe – kalau kerja harus mau tetapi tidak pamrih
- Luhur ing budi – memiliki budi luhur, hidupnya menynarkan kehidupan Allah
Jika filosofi ini terus dihidupi dalam era saat ini, maka seseorang akan menjadi orang yang kurang gigih, tidak berjuang. Sekaliun Bapa memenuhi kebutuhan sehari-hari umatNya, Alkitab mengatakan :
- Tetap rajin & bekerja
- Amsal 10:4 “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.”
- II Tesalonika 3:10 “Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.”
- Minta kepada Bapa – Jika masalah makanan menganggu iman – Berterusterang minta kepada Tuhan
- Matius 6:11 “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”
2. Memenuhi kebutuhan umat-Nya, bila setiap pagi menuruti perintah Bapa
Keluaran 16:21 “Setiap pagi mereka memungutnya, tiap-tiap orang menurut keperluannya; tetapi ketika matahari panas, cairlah itu.”
Bangsa Israel diperintahkan untuk mengumpulkan manna di pagi hari. Bila mereka malas/terlambat, maka manna akan mencair dan mereka akan kehilangan berkat. Dan jika mereka mengumpulkan lebih dengan maksud agar esok hari tidak keluar mengumpulkan manna, maka manna yang mereka kumpulkan akan busuk. Dengan bangun pagi dan bergegas mengumpulkan manna, bangsa Israel diarahkan untuk memprioritaskan Allah Bapa dengan cara menaati perintahnya. Hal yang sama juga harus kita terapkan dalam kehidupan kita, yaitu mengawali hari dengan datang kepada Tuhan, mencari manna/roti sorgawi – firman Tuhan/berdoa. Allah adalah prioritas dalam kehidupan kita.
Perhatikan, Markus 1:35 “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.” – Teladan Tuhan Yesus, pagi hari berdoa
3. Memenuhi kebutuhan umatNya, bila pada hari sabat umatNya beribadah di rumah Tuhan
Keluaran 16:25-26 “Selanjutnya kata Musa: “Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah sabat untuk TUHAN, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu.”
Berkat manna disediakan dua kali lipat menjelang sabat supaya ketika sabat bangsa Israel bisa beristirahat. Bangsa Yahudi sangat menghargai dan menghormati hari SABAT. Mereka akan benar-benar beribadah dan beristirahat. Segala sesuatu yang dikerjakan yang berkaitan dengan ibadah masih ditolerasi, tetapi di luar kegiatan peribadatan hal itu dilarang. Sejarah mencatat bangsa Israel mengalami banyak kekalahan perang ketika mereka diserang pada hari sabat. Karena begitu hormatnya dengan hari sabat, bangsa Israel tidak akan melawan balik saat diserang pada hari sabat.
Sesibuk apapun, sabat wajib dijaga – kita wajib menyiapkan satu hari khusus untuk beribadah dan beristirahat. Sabat jatuh pada hari sabtu bagi bangsa Yahudi, dan bagi kita sabat jatuh pada hari minggu.
Bila dilanggar, Keluaran 16:27 “Tetapi ketika pada hari ketujuh ada dari bangsa itu yang keluar memungutnya, tidaklah mereka mendapatnya.” Umatnya tidak mendapatkan manna – tidak taat, tidak ada berkat
Penutup
Roma 8:32 “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” Bapa menyerahkan Kristus untuk keselamatan umat manusia. Jika Putra-Nya yang Tunggal saja diberikan bagi kita maka kebutuhan sehari-hari (hal yang sederhana) pasti dicukupi Allah Bapa. Mari bersyukur kepada Bapa kita, dan kedepannya berjanji memberikan hidup yang terbaik kepada Bapa kita, “yang penuh kasih dan pemurah”. Kasih Bapa tidak hanya berbicara tentang peran dan identitas, tetapi juga kesanggupan Allah untuk memelihara kehidupan kita, jadi mari memberikan yang terbaik kepada Allah. Tuhan Yesus memberkati.