HomeBeritaFIRMAN TUHAN IBADAHABBA LOVE 3 – ABBA BAPA – 19 NOVEMBER 2023

ABBA LOVE 3 – ABBA BAPA – 19 NOVEMBER 2023

Ringkasan Khotbah Pdt. Yehaziel Silvanus Elnathan Osiyo, M.Th

Minggu – 19 November 2023

Di Dalam Perjanjian Baru kata ABBA muncul dalam  3 momen, yaitu disebut sebagai Father, Bapa, Bapak, Pater dalam bahasa Yunani. Kata Father, Bapa, Bapak, Pater dalam bahasa Yunani, pertama kali muncul ketika kita diajar Yesus untuk berdoa. Matius 6:9 “Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,”

Mengapa Tuhan Yesus mengajar kita pertama kali dalam doa dimulai dengan mengucapkan kata ‘Bapa’ ?

  • Jika kita tidak belajar untuk mengucapkan ‘Bapa’ …
  • Maka, kita tidak tahu identitas-Nya
  • Jika kita tidak tahu identitas-Nya kita tidak akan tahu otoritas-Nya.
  • Kemudian, kita menjadikan diri kita otoritas tertinggi dalam hidup kita sendiri.
  • Dan, kita tidak perlu berdoa.
  • Akhirnya, Kita tidak akan memiliki relasi yang benar-benar intim dengan BAPA SURGAWI.
  • Jika kita tidak belajar mengucapkan ‘Bapa’, maka KITA TIDAK DAPAT BERDOA DENGAN BENAR.

Melalui Doa Bapa Kami Yesus mengajarkan kita untuk menjalin relasi dengan Bapa

Markus 14:35 Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya. Kata-Nya: “Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.”

Ini adalah doa Yesus di taman Getezemani sebelum menghadapi proses sengsara. Kata Abba menunjukkan suatu relasi yang intim/dekat. Ketika kita berada di situasi yang paling sulit orang pertama yang kita cari tentu adalah orang yang paling dekat. Yesus memberikan contoh bahwa ketika Ia berada di posisi yang sulit Ia mencari Bapa-Nya. Di momen-momen tersulit dalam kehidupan ini, siapa yang kita cari? Jika anak-anak kita tidak datang pada kita pada masa-masa tersulitnya maka ini membuktikan bahwa relasi kita dengan anak tidak intim.

Kata Abba juga menunjukkan sikap hati Yesus yang taat. Yesus melanjutkan doanya dengan kalimat  tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki. Sebutan Abba menunjukkan ada makna yang dalam. Abba adalah sebutan dari seorang anak kepada Bapanya, yang memiliki hubungan yang dekat dan memiliki sikap hati yang siap taat kepada Bapanya. Abba adalah bahasa hati. Abba bukan hanya kata perasaan, tetapi juga kata pemuridan. Jika di rumah anak-anak tidak melihat teladan bagaimana orangtua taat kepada Bapa di Sorga, maka anak-anak akan kehilangan figur Bapa Surgawi.

Roma 8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!”

Dalam terjemahan bahasa Inggris disebut For you did not receive a spirit of slavery that returns you to fear, but you received the Spirit of sonship, by whom we cry, “Abba! Father!”

Ada Roh Kudus – Roh Keputraan, yang mengangkat kita menjadi putra-putra Allah. Relasi terjalin bukan secara darah dan daging melainkan oleh Roh Kudus.

Roma 8:12-14 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.  Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.  Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.”

Ketika Roh Kudus menguasai kita, maka Roh Kudus akan memandu kita untuk lebih dekat, lebih taat. Mengingatkan mana yang yang harus dilatih, mana yang harus dihindari.

Arti Bapa yang sesungguhnya “Bapa, saya akan TAAT kepada MU” mengandung makna relasi yang intim dan ketaatan:

  • Arti ABBA yang utama itu adalah Otoritas dari seorang Bapa yang memerintahkan Kepatuhan.
  • Kedekatan antara Bapa dan Anak itu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari KETAATAN

Status dan relasi adalah sesuatu yang berbeda. Seseorang dengan status anak belum tentu memiliki relasi dengan bapanya. Allah ingin memulihkan relasi dengan manusia oleh karena itu Yesus Kristus datang ke dunia. Yesus Kristus memberikan teladan bagaimana menjalin relasi dengan Bapa, melalui Doa Bapa Kami, melalui perilaku keseharianNya, melalui sikapNya saat berada di posisi yang sulit.

PERHATIKAN

Kejadian 22:7 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.” Bertanyalah ia: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?”

Ishak begitu taat karena ia melihat bagaimana sikap dan perilaku Abraham. Ia tidak memberontak, tidak banyak mengajukan pertanyaan karena ia telah melihat bagaimana sikap Abraham kepada Bapa di Sorga.

Matius 28:16 “Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu”

Murid-Murid Yesus, sekalipun sudah lama mengikut Yesus mereka masih ragu-ragu.  

Matius 28:16 “Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

Respon Yesus adalah mendekati mereka dan mengatakan bahwa segala kuasa di sorga dan di bumi ada di tanganNya.

Matius 28:19 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,  dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.“

Dengan segala kuasa Yesus miliki, Yesus memerintahkan agar para muridNya pergi memuridkan segala bangsa. Menjadikan segala bangsa (etnis – suku bangsa) murid artinya menjalin relasi dengan Yesus.

Masih banyak suku-suku bangsa yang belum menjadi murid Kristus karena belum terbukanya akses. Bagaimana kita merespon hal ini? Apakah ini hanya tugas gereja, tugas Lembaga Misi? Memberi bukan karena kita akan mendapatkan lebih, memberi bukan karena sudah memiliki lebih, tetapi memberi karena kita yakin bahwa kita tidak akan kekurangan.

Markus 16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.  Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.”

Para murid, setelah keragu-raguannya sirna mereka bergerak melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan Yesus. Mujizat demi mujizat terjadi dengan luarbiasa.

JANGAN RAGU-RAGU (LAGI). Dalam keragu-raguan  tidak ada relasi dan mujizat. Tuhan Yesus memberkati.