HomeBeritaFIRMAN TUHAN IBADAHCIRCLE CHRISTMAS 2 – ZAKHARIA DAN ELISABET – 10 DESEMBER 2023

CIRCLE CHRISTMAS 2 – ZAKHARIA DAN ELISABET – 10 DESEMBER 2023

Ringkasan khotbah Pdm. Hengki Irawan Setiabudi, M.Th
Minggu, 10 Desember 2023

Lukas 1:5-8 “Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya. Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan.”

Zakharia adalah seorang imam, ia memiliki seorang istri yang bernama Elisabeth – juga berasal dari keturunan Harun.

  • Pernikahan antara Zakharia dan Elisabeth adalah pernikahan yang diatur sesuai hukum Taurat. Bagi bangsa Yahudi, pernikahan adalah sesuatu yang harus dilakukan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan. Memilih pasangan hidup tidak bisa dilakukan secara sembarangan, ada hukum yang mengatur pernikahan antar suku.
  • Bagi kita – bagaimana kualitas menemukan pasangan hidup? Apakah didasari dengan berdoa menanyakan apakah bener ini pasangan dari Tuhan? Mari para pemuda pemudi, para orangtua, selalu melibatkan Tuhan dalam memilih/mencarikan pasangan hidup anak-anak. Sedini mungkin anak-anak kita harus dibekali dengan pemahaman yang benar tentang kriteria dasar pasangan hidup.

Lukas 1:13 “Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes.”

Zakharia dan Elisabeth sudah memasuki usia senja tetapi mereka belum dikarunia anak. Mereka terus berdoa untuk mendapatkan keturunan.

  • Zakaria dan Elisabeth bergumul untuk bisa memiliki keturunan – agar keturunannya bisa melanjutkan jabatan sebagai imam. Apa arti keturunan bagi anda? Kehadiran anak dalam sebuah keluarga hendaknya adalah karena hasil doa. Setiap orangtua bertanggungjawab menjaga dan merawat anak dengan didasari oleh takut pada Tuhan.

Lukas 1:15-17 “Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.”

Zakharia dan Elisabeth tidak menduga bahwa anak mereka kelak tidak menjadi seperti apa yang mereka pikirkan. Yohanes tidak menjadi imam yang melayani di Bait Allah, tetapi ia memiliki tugas/panggilan yang lebih besar yaitu sebagai PEMBUKA JALAN BAGI MESIAS (Yohanes 1:6-15)

Lukas 1:18 “Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: “Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya.”

Namun, Zakharia kurang percaya! Secara fisik Zakaria dan Elisabeth sudah lanjut usia, tidak mungkin bagi mereka untuk menghadirkan generasi.

Lukas 1:20 “Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya.”

Akibat ketidak percayaannya, Zakaria bisu. Ketidak percayaan pada Allah membuat seseorang tidak bisa melihat karya Allah, tidak memiliki kepekaan. Pikiran dikuasai logika sehingga iman tidak bisa muncul.

Tetapi respon yang berbeda diberikan oleh Maria. Malaikat Gabriel mendatangi Maria

Lukas 1:31-36 “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.”

Zakaria dan Elisabeth sudah tua – tidak mungkin Elisabeth hamil. Maria adalah seorang perawan-belum menikah, ia juga tidak mungkin hamil. Sama-sama mustahil namun yang membedakan adalah respon.

Perhatikan cara kita mendengar dan beribadah, pertumbuhan jemaat terjadi secara kuantitas dan kualitas. Sudah berapa lama kita menjadi orang percaya? Bagaimana kualitas iman kita? Kualitas pujian penyembahan kita? Orang yang beribadah dengan benar, hidupnya akan memberikan dampak positif bagi lingkungannya. Mari menjadi seperti Maria yang bisa berespon dengan benar. Respon menentukan Tindakan selanjutnya. Respon yang salah membuat seseorang menjadi negative thinking atau overthinking. Pola pikir membentuk mindset, mindset membentuk paradigma, dan paradigma membentuk respon.

Lukas 1:38 “Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.”

Maria merespon “Menurut”. – Roma  8:28Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Allah bekerja dalam segala sesuatu (Baik dan tidak baik)

Pesan

  1. Mereka memiliki hidup yang benar

Lukas 1:6 “Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat.”

Hidup benar mencakup benar dalam pikiran, perkataan dan tindakan. Orang benar tidak hanya tentang baik, tetapi benar yang sesuai dengan firman Tuhan. Zakaria Elisabeth hidup dalam kesetiaan dan tanggungjawab.

  • Allah tetap menunjukkan kuasaNya meskipun dalam kemustahilan

Lukas 1:37 “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”

Percayalah – bersandar dan ikuti jalur yang sudah Tuhan tentukan. Bagi orang percaya – selalu ada mujizat di Tengah kemustahilan.

  • Rencana Ilahi harus tetap dijalankan

Lukas 1:16-17 “ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.”

Pastikan seluruh aspek kehidupan di dalam rancangan Allah yang besar.

Natal membuktikan betapa besarnya kasih Allah kepada dunia ini. Allah bekerja menggenapi janji-janjiNya melalui orang-orang yang percaya kepadaNya, orang-orang yang hidupnya benar – ibadahnya benar dan perilakunya benar. Allah bekerja menerobos kemustahilan untuk menyatakan betapa besar kuasaNya. Natal mengingatkan kita untuk terus memotivasi diri – semakin mengasihi Tuhan Allah yang telah terlebih dahulu mengasihi kita. Tuhan Yesus memberkati.