HomeBeritaFIRMAN TUHAN IBADAHCOME BACK HOME 2 – CETAK BIRU PERNIKAHAN

COME BACK HOME 2 – CETAK BIRU PERNIKAHAN

Ringkasan Khotbah – Pdt. Yehaziel Silvanus Elnatan Osiyo, M.Th.
Minggu, 11 Juni 2023

Berbicara tentang persiapan pernikahan, jarang sekali ada pembahasan tentang proses persiapan secara rohani. Mayoritas persiapan adalah tentang acara dan perlengkapan lainnya.

Efesus 5:22-33 “……………..Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.” Kasih Kristus dasar hidup suami istri. Alkitab secara jelas berbicara tentang peran suami dan istri dalam hidup berumah tangga.

Minggu ini kita akan belajar tetang membangun rumah tangga dari pelanduk. Amsal 30:26 “pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu,”

Karena bangsa yang lemah, pelanduk membuat rumah di bukit batu – tempat yang tinggi, terlindung dan aman.

Belajar dari pelanduk ada 3 hal besar dalam membangun rumah tangga/keluarga :

1. Serius

Karena menyadari kondisi sebagai binatang yang lemah, peladnuk serius mempersiapkan tempat yang terbaik bagi anak-anak mereka yang akan lahir. Hal ini berbanding terbalik dengan burung unta yang tidak mempersiapkan dengan baik tempat bertelur. Burung unta bertelur dimana saja, sehingga telur terekspos dan mudah untuk diambil/di mangsa predator lain.

Ibrani 13:4 “Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.” Perkawinan adalah sesuatu yang serius dan sakral. Tetapi perkembangan zaman membuat nilai pernikahan turun sehingga orang mulai menganggap pernikahan sebagai sesuatu yang biasa saja, enteng, mudah – sehingga untuk menikah tidak perlu disiapkan dengan sungguh-sungguh. Ketika masalah datang, pernikahan tidak dipertahankan dengan serius.

Kenapa pernikahan harus dipersiapakan dengan serius?

Maleakhi 2:16 “Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel — juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!”

Tuhan benci perceraian. Perceraian di Indonesia meningkat 53,5% pada tahun 2021, dan penyebab tertinggi adalah karena perselisihan – pertengkaran yang terjadi terus menerus, kemudian faktor ekonomi. Inisiatif permohonan perceraian dari didominasi oleh istri.

2. Mencari tempat yang KOKOH

Lukas 6:46-48 “……..Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.” 

Lukas 8:18 Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.”

Perhatikan Firman Tuhan – semua harus berjalan sesuai peran masing-masing

Istri, Efesus 5:22-24 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.”

Ini adalah bagian istri. Setinggi apapun jabatan/profesi seorang istri – ketika di rumah, sebagai seorang istri harus tunduk kepada suami.

Suami, Efesus 5:22-24 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.”

Kristus adalah teladan bagi para suami. Menyelamatkan, menguduskan adalah peran suami.

Diperlukan kerjasama yang harmonis antara suami dan istri

Anak, Efesus 6:1-3 “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu–ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

Ini adalah perintah yang mengandung janji, ketika perintah dilakukan – taat, maka akan menerima kebahagiaan dan Panjang umur di bumi.

Bapa, Efesus 6:4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”

Amarah anak bangkit ketika ayah cuek, tidak mempedulikan perasaan anak, tidak punya waktu untuk anak.

3. Keluarga yang dibangun dalam suasana yang AMAN

Lukas 6:46-48 “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya — Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan –, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.”

Keluarga yang tidak bisa digoyahkan adalah keluarga yang memiliki pondasi yang kuat. Pondasi yang kuat hanya bisa diperoleh ketika kita mengandalkan Tuhan dalam membangun rumah tangga. Sehebat apapun seorang suami/istri/orangtua/anak, kita semua memerlukan Tuhan dalam membangun rumah tangga.

Apa yang harus kita lakukan?

Kejadian 2:24 “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”

Matius 19:6 Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” 

Jaga persatuan dan kesatuan. Satu – ehad, unity dikerjakan dengan proses, dijaga terus menerus. Kesatuan tidak hanya bicara tentang sex melainkan juga tujuan, keputusan, emosional dan keintiman.

  • Tujuan : Suami dan istri harus memiliki tujuan yang sama, satu agenda, satu visi. Masing-masing menjaga sesuai dengan perannya.
  • Keputusan : satu kesepakatan
  • Emosional : perasaan yang menyatu, merasakan apa yang dirasakan pasangan, saling menguatkan dan menghibur. Jangan menyepelekan perasaan.
  • Keintiman : bukan gimmick (sesuatu yang dibuat-buat) perhatian, sentuhan untuk sesuatu yang sederhana

Mengapa manusia sulit menjaga kesatuan? karena manusia cenderung egois. Filipi 2:3 “dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;” Egois adalah sifat dasar – sejak kanak-kanak sifat ini sudah muncul, ini adalah sesuatu yang natural/alamiah

I Korintus 10:24 Jangan seorangpun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain. Belajar untuk mengutamakan kepentingan orang lain – selfless. Ini adalah karakter Kristus. Kikis sifat egois dengan peduli dengan orang lain.

Kelola perbedaan

Kejadian 2:18 TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”

Penolong yang sepadan  artinya tidak sama tetapi cocok

Dasar perbedaan –  Gender (laki-laki dan perempuan sangat berbeda), karakter, kepribadian, (masing-masing pribadi memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda), karunia.

Roma 12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita” Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita.

Perbedaan yang mendasar juga menciptakan perbedaan kebutuhan atara laki-laki dan perempuan

  • 4 kebutuhan utama laki-laki : dihormati, seks, rekreasi/hiburan, dukungan rumah tangga
  • 4 kebutuhan utama perempuan: keamanan, kasih sayang (non-seksual), komunikasi terbuka, kepemimpinan Rohani (bersedia menuntun-mengarahkan).

Kebutuhan ini  harus terpenuhi di rumah

Ketika rumah tangga dibangun dengan serius, memiliki pondasi dan bangungan yang kokoh, ada suasana aman di dalamnya, maka rumah tangga seperti ini akan menghadirkan generasi Ilahi, generasi yang  punya visi Ilahi, karunia, potensi.  Mari lebuh serius membangun rumah tangga, karena ada tujuan Allah yang luar biasa dalam setiap pernikahan/rumah tangga. Tuhan Yesus memberkati.