HomeBeritaFIRMAN TUHAN IBADAHCOME BACK HOME 4 – RUMAH ROHANI

COME BACK HOME 4 – RUMAH ROHANI

Ringkasan Khotbah – Pdt. Yehaziel Silvanus Elnatan Osiyo, M.Th.
Minggu, 25 Juni 2023

Ibrani 10:25 “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”

Saat-saat ini tidak sedikit orang-orang percaya yang menjauhkan diri dari ibadah – bahkan sudah dibiasakan atau menjadi kebiasaan.

Rumah rohani seperti apa yang harus kita bangun?

Ada begitu banyak role model yang ada di dunia ini, ada banyak kisah yang fenomenal tetapi kita akan belajar dari kisah yang begitu inspiratif di Alkitab yaitu keluarga Akwila dan Priskila. Alkitab tidak mencatat secara detail bagaimana proses pertobatan mereka. Beberapa tafsiarn mengatakan kemungkinan mereka adalah bagian dari 120 murid yang berada di loteng Yerusalem.

Mereka hidup di masa-masa yang sulit dimana kekristenan mengalami tantangan dan aniaya yang besar. Ada 3 hal besar yang bisa kita pelajari dari kehidupan Akwila dan Priskila :

1. Akwila dan Priskila menunjukkan KESETIAAN yang kokoh terhadap Iman dan Pelayanan

A. Kisah Para Rasul 18:2-3 “Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka. Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.”

Berasal dari Pontus – itali – bersama-sama meninggalkan Roma karena iman. Mereka percaya bahwa Kristus adalah Juru Selamat, lahir, mati dan bangkit ke Sorga. Mendapat tekanan, himpitan, tantangan – mereka tetap komit bersama-sama. Kenyamanan di Roma di tinggal demi iman percaya kepada Tuhan. Pernikahan mereka disatukan oleh iman sehingga tantangan seberat apapun bisa dilewati bersama-sama. Mari kita memiliki iman yang kokoh, kesetiaan dalam iman.

B. Kisah Para Rasul 18:11 “Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka.”

Ketika pindah ke Korintus – mereka menerima Rasul Paulus dalam rumah mereka. Mereka memberikan tempat tingal kepada Rasul Paulus untuk waktu yang tidak sebentar. Mereka menerima pengajaran dari Rasul Paulus, dan terus bertumbuh. Mereka tidak egois – mau menerima Paulus di rumah mereka.

I Korintus 2:3 “Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar.” – Paulus manusia biasa yang juga mengalami ketakutan dan kegentaran. Tuhan mempertemukan Rasul Paulus dengan Akwila dan Priskila. Dan Mereka menangkap peluang itu dengan maksimal. Mereka adalah orang yang tepat, di tempat yang tepat, di kesempatan yang tepat dengan nilai-nilai yang tepat pula. Karena menangkap kesempatan, nama Akwila dan Priskila  tercatat dalam Alkitab.

I Korintus 16:19 “Salam kepadamu dari Jemaat-jemaat di Asia Kecil. Akwila, Priskila dan Jemaat di rumah mereka menyampaikan berlimpah-limpah salam kepadamu.”

Mereka tidak hanya memberikan tempat bagi Rasul Paulus, tetapi juga memberikan rumah mereka menjadi tempat untuk beribadah – berkumpul – berdiskusi – mempelajari Firman Tuhan.

Roma 16:4-5 “Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku. Kepada mereka bukan aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi. Salam juga kepada jemaat di rumah mereka. Salam kepada Epenetus, saudara yang kukasihi, yang adalah buah pertama dari daerah Asia untuk Kristus.Ada jemaat-jemaat yang mereka layani di rumah mereka.

Akwila dan Priskila menunjukkan KESETIAAN yang kokoh terhadap iman dan pelayanan. Mereka mendukung Pelayanan Rasul Paulus dengan Hati yang penuh Kasih dan Kerinduan untuk memajukan Kerajaan ALLAH walaupun resikonya adalah Nyawa mereka sendiri. Mereka menangkap nila-nilai yang Yesus tanamkan dan dipraktekkan dalam kehidupan rumah tangga mereka. Pelayanan yang mereka lakukan begitu penuh resiko – tetapi tetap dilakukan dalam kesetiaan.

I Petrus 4:8-9 “Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.”

Membangun rumah rohani dengan mengutamakan pelayanan kepada sesama dan mempersembahkan rumah kita sebagai tempat ‘keramahan’ dan dukungan bagi para pelayan Tuhan.

Berbanding terbalik dengan Akwila dan Priskila, Ibrani 13:17 “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.” Jangan menjadi orang yang acuh,  dengan pemimpin, memberontak kepada pemimpin – karena semua sikap ini tidak memberi keuntungan.

Rumah rohani yang Tuhan mau adalah rumah yang tidak egois, penuh kerahaman mendukung satu sama lain. Matius 25:36 “ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.”– nilai yang diinginkan Yesus – peduli dengan orang lain

Ibrani 13:18 Berdoalah terus untuk kami; sebab kami yakin, bahwa hati nurani kami adalah baik, karena di dalam segala hal kami menginginkan suatu hidup yang baik. Hamba Tuhan yang hati nuraninya baik melakukan pelayanan dengan terhormat, dukung terus dalam doa.

2. Akwila dan Priskila adalah pasangan yang SALING MELENGKAPI dalam Pelayanan.

Kisah Para Rasul  18:24-26 “Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.”

Akwila dan Priskila ikut Rasul Paulus pindah ke Efesus. Rumah jasmaninya berubah baik lokasi dan bentuk maupun suasananya, tetapi rohaninya tidak berubah. Di Efesus mereka berjumpa dengan Apolos yang tidak mendapat pengetahuan yang utuh tentang Kristus. Melihat dan mendengar ini, Apolos dibimbing oleh Akwila dan Priskila untuk mendapat pengetahuan dan ajaran yang benar, yang utuh.

Akwila dan Priskila menjadi orangtua rohani bagi Apolos – mereka memperlengkapi Apolos. Dengan karunianya masing-masing, mereka saling melengkapi. If you can see it you can fix it – Jika kita bisa melihat sesuatu yang kurang, maka Tuhan percaya kita bisa memperbaikinya, iniah yang dilakukan Akwila dan Priskila. Mereka tetap menangkap peluang pelayanan dengan maksimal. Di Korintus, mereka peka dan menangkap peluang – sehingga kini mereka menjadi berkat di Efesus.

II Timoitus 4:2 ” Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”

Di era Perjanjian Lama, imam hanya dari keturunan Harun – yang menjadi pelayan adalah keturunan suku Lewi. Kita hidup di era Perjanjian Baru – kita adalah imamat yang Rajani – kita adalah imam-imam dengan otoritas kerajaan sorga. Seharusnya tidak ada jemaat yang ngganggur karena semua adalah imam-imam. Semua harus terlibat dalam pelayanan sesuai dengan karunia-karunia yang Tuhan berikan.

I Korintus 12:4  ”Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.”

Membangun rumah rohani yang kuat berarti saling melengkapi, berbagi tanggung jawab, dan saling memperkaya dalam mengembangkan karunia yang telah diberikan oleh Tuhan

Akwila dan Priskila melihat Apolos bukan sebagai saingan, tetapi bagian team yang saling melengkapi. Usia semakin bertambah, iman semakin menanjak. Iman – talenta seperti tubuh, harus dirawat – dimaksimalkan dan dikembangkan. Jika ada sesuatu yang tidak benar – segera rombak, perbaiki

3. Akwila dan Priskila adalah Pasangan Yang Terlibat Aktif Dalam Pelayanan.

Kisah Para Rasul 18:18-19 “Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar. Priskila dan Akwila menyertai dia. Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat dan berbicara dengan orang-orang Yahudi.” Sekalipun ditinggalkan Paulus, mereka tetap aktif pelayanan

I Korintus 15:58 “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”

Membangun rumah rohani yang kokoh berarti memiliki komitmen yang teguh untuk mengabdi kepada Tuhan dan melayani umat-Nya, tidak hanya dalam situasi yang nyaman, tetapi juga dalam tantangan dan dalam setiap perjalanan hidup kita

Nama mereka selalu disebut bersama-sama

  • Kisah Para Rasul 18:2, 18, 19, 26
  • Roma 16:3
  • I Korintus 16:19
  • II Tomitus 4:19

Ini adalah couple goals yang sesungguhnya. Tekun – konsisten – komitmen sungguh-sungguh

5 kali nama Priskila disebutkan dulu – perempuan yang berkontribusi dalam pelayanan dan itu melekat di hati rasul Paulus  -sehingga nama Priskila disebutkan terlebih dahulu

  • Alkitab memberikan penekanan/apresiasi terhadap Peran dan kontribusi yang dilakukan Priskila
  • Akwila (suami) memberi ruang yang luas bagi Priskila (istri) untuk berkembang secara rohani

Mereka tetap RENDAH HATI

  • 1 Korintus 16:19
  • Walaupun mereka punya pengaruh dan keahlian dalam pekerjaan dan pelayanan, tetapi mereka tetap rendah hati dan tanpa pamrih.
  • Tidak mencari ketenaran, pengakuan              

Kesimpulan dari kehidupan rohani Akwila dan Priskila :

  • Mendukung mereka yang memberitakan Injil dan merintis Gereja.
  • Mengabdikan waktu dan energi anda untuk Gereja lokal.
  • Bertumbuh dalam pengetahuan anda tentang Alkitab.
  • Mendiskusikan Firman Tuhan dengan orang lain, dan bahkan memperlengkapi mereka.
  • Pergi ke mana pun Tuhan berkata untuk pergi, kapan pun dia mengatakan untuk pergi.
  • Menggunakan sumber daya anda untuk memajukan Kerajaan Allah.
  • Bersedia mati untuk sesama orang percaya.

Tuhan rindu kita bertumbuh bersama-sama oleh karenanya mari menciptakan/bergabung di rumah-rumah rohani yang ada. Tuhan Yesus memberkati.