Ringkasan khotbah Pdm. Hengki Irawan Setiabudi, M.Th
Minggu, 12 Maret 2023
Bisa dipercaya adalah tujuan dari relasi. Dipercaya itu memiliki tanggungjawab yang besar, karena diperlukan komitmen untuk terus bisa mempertahankan kepercayaan. Sebagai orang Kristen, yang juga disebut orang percaya, kita percaya kepada Tuhan Yesus. Pertanyaannya apakah Tuhan Yesus juga percaya kepada kita? Pengakuan sepihak adalah sebuah Kesia-siaan. Matius 7:22-23 “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Orang yang mengaku percaya pada Tuhan Yesus tetapi tidak dikenal/dipercaya oleh Tuhan akan dibuang Tuhan dan disebut sebagai pembuat kejahatan.
Belajar setia dari hal yang kecil dan hidup dalam integritas adalah hal-hal yang bisa kita lakukan untuk membangun kepercayaan. Dipercaya dimulai dari komunitas yang paling kecil dalam hidup bermasyarakat, yaitu dalam keluarga. Mari terus bersama-sama menjadi orang percaya yang percaya Tuhan dan dipercaya Tuhan.
Tiga hal ciri bisa dipercaya :
1. Rela menderita
Roma 8:17 “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.”
Kristus melewati masa-masa proses penebusan yang berat. Ia difitnah, dicemooh, ditinggalkan, dianiaya,dll. Jika di dunia ini kita juga menderita karena Nama Kristus, karena iman kita, maka kita adalah anak – ahli waris, orang yang berhak menerima janji-janji Allah.
2. Tidak malu
II Timotius 1:11-13 “Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru. Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan. Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Paulus dalam situasi yang tidak meyenangkan tidak malu mengakui/menyatakan alasan penderitaan – yaitu di penjara karena Kristus.
Matius 10:32 “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.”
Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah kita malu mengakui iman kita/identitas rohani kita di hadapan publik? Untuk kasus tertentu memang kita harus bijak jika kita tinggal di daerah-daerah yang penuh tekanan dan intimidasi.
3. Kenal betul kepada Tuhan
II Timotius 1:12 “Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.”
Pada kesempatan minggu ini, kita akan secara spesifik belajar tentang point yang kedua, yaitu TIDAK MALU. Bersama-sama kita belajar bagaimana Yesus membangun relasi dengan para muridNya
Lukas 9:18-20 “Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?” Jawab mereka: “Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.” Yesus bertanya kepada mereka: “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus: “Mesias dari Allah.”
Ini adalah pertanyaan yang mendatangkan beragam jawaban, karena pertanyaan ini bersifat relasional dan personal. Jika pertanyaan ini disampaikan kepada kita, bagaimana jawaban kita? Pertanyaan ini dibuat dalam bentuk kuisioner, dan berikut adalah rangkuman jawabannya. Yesus hanya sebagai :
- Pemberi berkat
- Pemberi kesembuhan
- Pemberi pengampunan
- Nabi, guru
- Pemberi sembako dan kemanusiaan
- Jalan ke surga (seperti pemahaman kepercayaan lain – banyak jalan menuju roma) – dalam kekristenan tidak ada istilah sekali selamat tetap selamat.
Mari mengenal Yesus lebih dalam lagi. Ketika Yesus mengajukan pertanyaan ini Yesus sedang membuka diri untuk meminta pendapat dengan para muridNya.
- Yesus mengajukan pertanyaan kepada ORANG TERDEKAT
Siapa orang terdekat kita? Penting bagi orang percaya untuk memiliki komunitas rohani. Gereja kita telah menyediakan fasilitas FG (Family Group), jadi mari memaksimalkannya. Bergabunglah dengan FG terdekat, sehingga bisa memiliki CG (Connect Group). CG atau FG adalah orang-orang terdekat dalam komunitas rohani. Ini adalah tempat bagi kita untuk sharing. Sekalipun menjadi tempat sharing, ini bukanlah tempat untuk mencari tahu apa yang sedang dialami oleh anggota FG/CG lainnya tetapi sebagai tempat kita untuk saling menguatkan dan mendoakan.
- Yang mendapat pertanyaan adalah orang yang BERKUALITAS/QUALIFIED sehingga mampu memberikan pedapat yang benar.
- Pertanyaan diberikan dengan EKSPEKTASI tertentu
- dan yang ditanya bersifat NETRAL – sehingga menghadirkan pendapat yang murni
Ketika Yesus membuka diri meminta pendapat orang lain, itu membuktikan bahwa Yesus :
- Rela dan rendah hati (tidak malu)
- Membuka diri – open mindset (ortu -anak, saling terbuka untuk bisa saling memahami)
- Siap menerima jawaban – feedback
Dengan membuka diri, kita sedang melihat seperti apa KONSEP DIRI kita. Konsep diri adalah – pandangan dan sikap individu terhadap diri, dari sudut fisik, karakteristik dan individual. Konsep ini terbentuk sejak kecil. Dibentuk oleh lingkungan dan didikan orang tua. Pada saat tertentu konsep diri akan diproses oleh keadaan.
Tiga hal dalam konsep diri :
- Diri sendiri
Mazmur 139:13-16 “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.”
Apapun kondisi kita, sadari bahwa Tuhan menciptakan kita dengan memiliki kelebihan. Setiap kita diciptakan dengan kelebihan, karaktek yang unik dan potensi untuk dikembangkan.
- Dinilai orang lain dan Tuhan,
Matius 5:16 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
I Samuel 18:14 “Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia.”
Penilaian orang lain akan mempengaruhi kepercayaan, membentuk konsep diri.
- Menilai orang lain
Matius 7:1-5 “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
Manusia cenderung lebih cepat/mudah untuk menghakimi. Dan saat ini kita diingatkan untuk Jangan menghakimi jika tidak tahu banyak – Don’t judge people if you don’t know the whole situation. Jika kita sudah menghakimi oranglain, maka kita tidak memiliki waktu untuk mengasihi – if you judge people, you have no time to love them (Mother Teresa)
Membangun relasi yang sehat
- Tidak sekedar makan bersama, foto bersama
- Membangun rohani, saling menguatkan/dikuatkan. Kehadiran menjadi berkat
- Peningkatan kualitas diri kedua pihak, memberi dan menerima (Yesus meminta feed back)
Ibrani 10:24 “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.”
Sebagai Covenant keeper, milikilah pengenalan Kristus, semakin erat, semakin dekat, semakin hebat, berdampak. Mari bertumbuh dalam komunitas rohani. Pertemanan yang sehat adalah pertemanan yang memberikan dampak positif. Tuhan Yesus memberkati.