HomeBeritaFIRMAN TUHAN IBADAHCOVENANT TO IDENTITY

COVENANT TO IDENTITY

Ringkasan khotbah Ps. Timoty Parengkuan

Minggu, 30 April 2023 – Ibadah Siang

Jemaat mula-mula hidup dalam persekutuan tanpa denominasi (gabungan antara Yahudi dan Non Yahudi). Mereka disebut orang percaya dan memiliki impact/radiasi/hulu ledak yang luar biasa. Inti Injil tidak hanya tentang keselamatan tetapi juga IDENTITAS. Jika kita melihat 50 tahun ke belakang, pemberitaan Injil hanya berfokus pada keselamatan, tidak menekankan tentang pentingnya identitas. Paradigma bangsa Yahudi – ketika Tuhan berbicara/mempereknalkakn diriNya kepada ciptaanNya, menyebut diriNya sebagai Aku adalah Aku – Tuhan itu satu. Pertumbuhan jemaat mula-mula begitu luar biasa dan merata, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose. Mereka semua hidup dalam filosofi yang sama yaitu – Tuhan itu satu.

Sebelum Yesus datang kembali – Yesus bertanya apakah ada iman di dunia ini? Iman adalah manisfestasi dari identitas. Jemaat mula-mula masuk dalam identitas yang benar, sehingga bertumbuh dan memiliki iman yang kuat. IDENTITAS ADALAH SIAPA DIRIMU! Orang yang punya identitas pasti punya prinsip dalam hidupnya. Iblis mengaburkan identitas, dan mengganti dengan identitas yang palsu. Pada hari-hari terakhir Yesus tinggal di Sorga sampai pemulihan segala sesuatu, termasuk pemulihan identitas.

KPR 3:21 “Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.”

Roma 8:19 “Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.” Dalam terjemahn bahasa Inggris, anak-anak tidak ditulis sebagai children, tetapi sons – ini menunjukkan sebuah pertumbuhan – kedewasaan/identitas.

Kesaksian  Jonathan Tan

Jonathan Tan adalah satu dari sekian banyak pria yang kehilangan identitasnya sejak muda. Kegemarannya bersolek dan mengenakan pakaian perempuan, membuat Jonathan merasa jika dirinya adalah perempuan yang terjebak dalam tubuh seorang laki-laki. Beranjak di usia 14 tahun, Jonathan mulai menunjukkan kebiasaan yang tak lazim ini. Dia mulai suka mengenakan lipstik, bedak dan juga pakaian perempuan. Penampilannya benar-benar menyerupai perempuan.Meskipun hal itu dilakukannya secara sembunyi-sembunyi. Tapi akhirnya kedapatan juga oleh sang ayah. Tak suka dengan perilaku menyimpang anaknya, ayah Jonathan pun tak terima. Kekerasan fisik demi kekerasan fisik harus dialaminya. Namun hal itu tak membuatnya jera untuk menjadi sosok perempuan yang dia ingini.

“Waktu usia saya 14 tahun, saya tuh gemar bersolek. Saya lebih cenderung memakai pakaian perempuan untuk bisa menjadi perempuan seutuhnya,” ucap Jonathan. Jonathan Mengubah Diri Jadi Perempuan. Keinginannya yang kuat untuk memiliki tubuh seorang perempuan akhirnya terwujud. Jonathan secara total melakukan proses operasi untuk memiliki tubuh indah seperti seorang perempuan. Operasi pun berhasil. Dia bahkan begitu puas dengan hasil yang didapatkannya. Dengan penampilan barunya sebagai perempuan, Jonathan mengubah namanya menjadi Thania.

Sebagai transgender, Jonathan rupanya pernah menikah dengan seorang pria. Sayangnya, pernikahan itu tak bertahan lama setelah suaminya tahu bahwa dia sebenarnya terlahir sebagai laki-laki. “Saya sempat menikah. Tapi pernikahan saya tidak bertahan lama. Setelah dia tahu identitas saya yang sebenarnya, dia meninggalkan saya,” ungkapnya. Masalah pernikahannya membuat Jonathan merasa jenuh dan bosan dengan hidupnya. Dia berpikir untuk menjalani sesuatu yang baru, meski dirinya tak tahu jalan untuk keluar dari dunia itu. “Di dalam kejenuhan diri saya. Saya bertemu dengan teman saya, teman baik. Dia ngajakin saya ke suatu ibadah,” ucapnya.

Yakobus 5: 16 jadi firman yang membuat Jonathan mulai berpikir tentang siapa dirinya. Dia merasa bahwa ada sesuatu yang masih belum dibongkar dari dirinya.Keinginan untuk mencari tahu identitasnya, membuat dia mau dibimbing secara rohani. Dalam proses tersebut, dia mulai terbuka dan mau berubah.

“Waktu saya mendapatkan firman tentang identitas diri di situ saya sadar. Dan saat itu saya mau bertobat melepaskan kesombongan diri saya, keangkuhan diri saya, keegoan diri saya. Itu harus saya lepaskan semua. “Saya sudah melakukan operasi payudara, operasi kelamin. Sampai saya pun juga udah nikah. Semua udah saya lewatin dan apa yang udah saya lewatin di masa lalu, itu adalah identitas palsu saya,” terangnya.

Dia pun menyadari bahwa dirinya dilahirkan sebagai sosok laki-laki. Yang paling penting, pola pikir Jonathan diubahkan sepenuhnya bahwa Tuhan menciptakan manusia laki-laki dan perempuan. Tuhan sama sekali tak menciptakan setengah laki-laki ataupun setengah perempuan.

“Dalam kehidupan saya, saya menyesal dengan perbuatan dan dosa-dosa saya. Tapi saya juga bersyukur Tuhan bisa pulihkan hidup saya. Tuhan bisa selamatkan hidup saya. Karena kasih karunia Tuhan itu begitu nyata dalam hidup saya,” ungkapnya.

Kini, Jonathan Than telah kembali dengan identitas aslinya yaitu sebagai pria. Setelah bertobat, dia pun melepaskan semua atribut palsu yang dikenakannya mulai dari melepaskan bagian-bagian organ tubuh perempuan yang diimplannya. Dan Tuhan terus memakai Jonathan untuk melayani para transgender, seperti dirinya. Identitas yang sebenarnya harus dipulihkan di hari-hari terakhir. Ingat, IDENTITAS itu PENTING.

Yeremia 31 : Tuhan mengadakan Perjanjian baru dengan bangsan Israel.  Bangsa Israel keluar dari perbudakan karena perjanjian. Israel adalah manisfestasi dari perjanjianan.

Perayaan-perayaan  orang Yahudi. dari 7 Perayaan yang Tuhan berikan, di kelompokkan menjadi 3 dalam setahun (Keluaran 23:14), yaitu:

  • Pesach (Paskah)
  • Shavuot (Pentakosta)
  • Sukkot (Tabernakel)

Ini adalah perayaan yang berujung pada identitas.

Paskah bagi bangsa Yahudi adalah keluar dari perbudakan

Keluaran 12:13 “Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir.”

Keluaran 12:22 ”Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorang pun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi.”

Tanda darah pada ambang pintu, ternyata memiliki kesamaan dengan 3 huruf ibrani yaitu He, Tav (keabadian) dan Chet (pagar). Ketika Musa diutus, Allah memperkenalkan diriNya sebagai “HE” yang artinya AKU ADALAH AKU. Ketika Allah berbicara pada Abraham, disebutkan bahwa bangsa besar yang akan dihadirkan Abraham akan menjadi budak selama 400 tahun (Kejadian 15:13). Ketika Kristus disalibkan, Ia mengatakan Tetelestai yang artinya “Sudah Selesai”

Keluaran 24:8 “Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: “Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.” Yesus menggenapinya dalam malam perjamuan terakhir dnegan para muridNya.

Paskah adalah moment dimana identitas budak sudah diganti. Budak yang tidak punya masa depan, tidak punya hak, kini menjadi manusia yang bebas. Kita bukan budak dosa lagi – yang dikendalikan oleh dosa. Ini adalah identitas besar.

Hubungan paskah dan pentakosta – Shavout

  • Shavuot adalah Perayaan bangsa Israel menerima kehadiran Torah setelah hari yang ke 50 – sebagai Identitas Bangsa untuk mewarisi Tanah Perjanjian

Taurat adalah identitas. Pentakosata, Roh Kudus turun dan memberikan identitas yang sebenarnya. Kita tidak bisa menerima identitas yang baru jka tidak mengenal identitas yang lama (yang adalah budak)

Shavuout – Pentakosta (Kehadiran firman yang adalah Roh Kudus)

  • Kisah Para Rasul 2:1,4 Ketika tiba hari Pentakosta (50), semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
  • Efesus 1:14 Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.

Saat pentakosta lidah-lidah api menjamah dan memberikan bahasa baru kepada para murid. Mereka mulai berkata-kata dengan bahasa yang diberikan. Roh Kudus turun memberikan bahasa Bapa, bahasa identitas, bahasa kudus. Pentakosta adalah sesuatu yang  berharga karena di dalamnya ada  jaminan untuk menerima hal-hal yang dari Allah. TINGGAL DALAM AKU – dengan identitas yang baru, kita tinggal di dalam firman, maka kita memiliki hak untuk meminta apa saja kepada Allah (Yohanes 15). Perjanjian baru perubahan dari budak kepada pewaris – apa saja yang kita minta dipenuhi, oleh karenanya mari bertumbuh dalam pengenalan akan Allah, berubah dan berbuah didalam Dia. Tuhan Yesus memberkati.