Ringkasan Khotbah Pdt. Otniel Firmanyo Osiyo M.Th
Minggu, 20 Februari 2022
Roma 14:17 “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.” Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang hanya bisa dirasakan atau bisa ditempati ketika masa hidup kita di bumi sudah berakhir. Memang secara fisik, orang percaya akan menikmati Kerajaan Allah sesuai waktuNya Tuhan. Tetapi ketika kita masih hidup di bumi, suasana kerajaan Allah sudah bisa kita rasakan. Isi Kerajaan Allah adalah kebenaraan, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Kita sudah belajar tentang kebenaran dan damai sejahtera, kini kita akan belajar tentang SUKACITA oleh Roh Kudus.
Joyful family adalah keluarga yang penuh sukacita . Dan sukacita oleh Roh Kudus adalah suasana surga. Sebelum kita menikmati sukacita sejati di surga, kita bisa menikmati sukacita di rumah – di keluarga.
1. Dampak kehadiran Roh Kudus
Galatia 5:22-23 “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”
Ketika Roh Kudus hadir dalam kehidupan orang percaya ada 9 dampak/pengaru/hal-hal yang keluar dari kehidupan kita. Semua itu dihadirkan oleh peran Roh Kudus, diantaranya adalah SUKACITA. Ketika di hati kita ada Roh Kudus, ada sukacita, ada sabat, ada perhentian – maka semua itu akan terpancar dalam wajah kita. Sukacita menghadirkan adrenalin yang positif. Firman Tuhan mengatakan bersukacitah senantiasa. Dan memang kita harus bersukacita dalam segala hal karena dosa kita sudah ditanggung di kalvari. Manusia yang sudah rudak diciptakan Kembali dalam Kristus sehingga menjadi manusia baru. Manusia lama tertekan dengan baban dosa – manusia baru hidup dalam sabat, damai sejahtera. Di gereja mula-mula, aniaya tidak membuat jemaat mula-mula menjadi murung/cemberut. Paulus dan Silas setelah di dera, mereka justru memuji Allah di dalam penjara. Tantangan yang di hadapi karena Tuhan – tidak mengurangi sukacita yang mereka miliki.
2. Ada hal yang membuat suasana sukacita menjadi berubah
Kisah Para Rasul 5:11 “Maka sangat KETAKUTANLAH seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu.”
Mengapa suasana yang mencekam ini terjadi? Ada sepasang suami istri – ananias dan safira yang mendustai ROh Kudus. Hilangnya sukacita bisa terjadi karena adanya unsur DUSTA. Inilah dosa awal di jemaat mula-mula. Mereka memang melakukan sesuatu yang mulia untuk pelayanan. Tetapi karena ada unsur dusta di dalamnya maka semua itu menjadi tragedi. Jika saja Ananias mengakui bahwa apa yang dipersembahkan adalah sebagian dari hasil penjualan tanah, maka peristiwa yang mengejutkan ini tidak akan terjadi. Ananias kehilangan nyawanya karena dusta, demikian juga yang terjadi pada Safira.
Perhatikan!
Penghancur integritas adalah Roh Dusta. Integritas sendiri adalah kesatuan/keutuhan antara kata, pikiran, perasaan dan Tindakan. Segala sesuatu yang dipikirkan, dikatakan dan dilakukan adalah sama, sempurna, satu kesatuan, utuh. Yang menghancurkan keutuhan ini adalah roh dusta.
Kejadian 3:4-5 “Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”
Iblis memutar balikkan kebenaran – ia adalah si pendusta. Manusia mempercayai pendusta dan sebagai akibatnya sukacita di taman eden lenyap diganti dengan penderitaan dan kematian.
Kejadian 3:17-19 “Lalu firman-Nya kepada manusia itu: “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.”
Kebahagiaan di di Taman Eden (sejuk, damai, tenang, damai sejahtera), otoritas yang diberikan Tuhan pada manusia, lenyap karena unsur dosa.
Pendusta memiliki generasi/keturunan.
Kejadian 3:15 “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
Keturunanmu (tunggal) – Wanita, dengan keturunannya (jamak)– iblis. Untuk itulah maka kita harus waspada. Generasi sukacita menghadirkan joyful family
3. Keturunan Iblis sang pendusta
Siapa saja yang menolak firman kebenaran dan tidak hidup dalam terang kebenaran adalah anak-anak iblis
Yohanes 8:43-44 “Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.”
Dengan pengertian ini, maka tidak ada satupun yang mau digolongkan memiliki bapa pendusta. Ada dua bapa yang ditampilkan dalam alkitab dan mempengaruhi suasana di bumi ini. Bapa pendusta dan bapa yang di surga.
Jika pendusta memiliki generasi, maka siapa anak sulungnya? Kejadian 4:8-9 “Kata Kain kepada Habel, adiknya: “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Firman TUHAN kepada Kain: “Di mana Habel, adikmu itu?” Jawabnya: “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?”
Pembunuh pertama yang membunuh ¼ penduduk dunia adalah KAIN. Baru saja ia membunuh Habel, adiknya – ia mengatakan tidak tahu dimana keberadaan adiknya. Kain mendustai Allah.
4. Apa pengakuan firman Allah tentang Kain?
I Yohanes 3:11-12 “Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.”
Kain berasal dari si jahat, segala pikirannya semata-mata jahat! Kejadian 4 – peristiwa pembunuhan dilatar belakangi oleh persembahan yang dikenan dan tidak dikenan Allah. Kain marah karena hal ini dan akhirnya membunuh Habel. Amsal 21:27 – persembahan orang jahat dibenci Tuhan. Jumlah, nominal, bentuk bukanlah standard Allah, karena persembahan yang benar adalah didasari oleh hati yang mengasihiNya, hati yang taat pada Firman Allah.
Kain sebagai pendusta, hatinya jahat karena berasal dari si jahat- iblis, jadi Kain adalah anak sulung iblis, bukan anak Allah
Note I Tawarikh 1:1 “Adam, Set, Enos” Silsilah Adam – nama Kain tidak ada karena ia adalah anak sulung iblis, tidak masuk dalam kategori anak-anak Allah. Dusta menyebabkan nama kain dihapus dari silsilah Adam. Perlu menjadi perenungan : Rahim Hawa terkontaminasi dari sikapnya menolak mempercayai Allah, ia justru menerima dan mempercayai si pendusta – iblis dan lahirah kain dengan karakternya iblis pendusta. Sikap orangtua menentukan sikap generasi yang dihadirkan. Oleh karenanya ibu hamil diajak untuk membaca Alkitab. HAwa secara tidak langsung mempercayai iblis – sehingga benih yang ada di rahimnyapun ikut terkontaminasi
5. Aplikasi
Bagaimana kita menghadirkan joyful family?
A. Bagi yang masih lajang
II Korintus 6:14 “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?”
Gelap dan terang tidak bisa Bersatu – carilah pasangan yang sepadan, yang imannya sama, yaitu percaya kepada Tuhan Yesus
B. Bagi Pasutri
Kolose 3:9 “Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,”
Suami istri harus betul-betul terang-transparan, jangan ada dusta. Manusia lama – anak iblis suka berdusta. Ketika sudah menjadi anak Allah – jangan lagi budaya berdusta ini tetap ada. Budaya dusta di ganti dengan budaya jujur dan saling memaafkan. Ketidakjujuran menciptakan peluang perbuatab dosa yang lain. Ketidakjujuran tentang uang akan menggerus kejujuran cinta, demikian juga ketidakjujuran cinta akan mengusik keuangan. Ketidakjujuran merusak sukacita di dalam rumah. Tetapi, Keluarga terang – joyful family akan menjadi kesaksian bagi lingkungan.
C. Pasangan yang seimbang, tiada dusta diantara kita, akan menghadirkan kesehatian, kesepakatan, kesatuan yang berdampak doanya didengar Tuhan.
Matius 18:19-20 “Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”
Inilah wujud Joyful Family. Doa yang dijawab mendatangkan sukacita, walaupun mungkin jawaban doa (iya, tidak, tunggu dulu) itu tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Ingat, kesehatian terjadi ketika terang bersekutu dengan terang – tidak ada dusta. Dusta adalah kejahatanan yang luar biasa, sangat jahat. Dusta adalah tanda manusia lama (Kolose 3:9). Dusta – tidak jujur dengan Tuhan, tidak jujur dengan pasangan, tidak jujur dengan sesama, tidak jujur dengan jemaat.
Tiada kata sukacita melebihi dari hadirnya jawaban dosa-doa kita kepada Tuhan, klimaksnya kita sampai ke kota Yerusalem baru penuh sukacita sejati, kekal selama-lamanya. Ini tidak lepas dari peran Roh Kudus – Roh Sukacita. Semua diawali dengan kehidupan di rumah.
HIDUP DALAM KEBENARAN ADALAH JAMIMAN UNTUK MENIKMATI SUKACITA. MARI TERUS BERPEGANG PADA KEBENARAN – BERGANTUNG PADA ROH KUDUS UNTUK MENGHADIRKAN JOYFUL FAMILY.
Tuhan Yesus memberkati (Cy-M)