HomeBeritaFIRMAN TUHAN IBADAHJANOKANG – BAGIAN 2 – DON’T LOOK BACK

JANOKANG – BAGIAN 2 – DON’T LOOK BACK

Ringkasan Khotbah Pdt. Yehaziel Silvanus Elnatan Osiyo, M.Th

Minggu, 8 Oktober 2023

Masa lalu adalah bank memori yang menyimpan banyak kenangan termasuk hal-hal yang menyakitkan. Jika yang menyakitkan tetap kita simpan, hal itu akan mengganggu perjalanan iman ke depan. Dan, sekalipun sudah kita bereskan, Tuhan sering mengijinkan orang-orang tertentu mengungkit-ungkit masa lalu yang menyakitkan tersebut. Yang sudah selesai saja masih sering diungkit, terlebih lagi yang belum selesai. Lalu bagaimana merespon masa lalu saat hidup di Perjanjian Baru?

Otak kita memiliki bagian yang menyimpan memori – ini adalah sebuah anugerah. Alangkah bijaknya jika anugerah ini dimaksimalkan untuk menyimpan hal-hal yang positif. Pengalaman masa lalu yang kelam, pengalaman pahit yang melekat (luka batin, cacian – makian, dll) jika terus dipertahankan akan sangat mengganggu perjalanan ke depan.

Filipi 3:13-14 “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”

Ada satu tujuan mengapa kita harus melupakan, karena Tuhan mau kita mengarahkan diri kepada apa yang ada di hadapan kita – bahkan lari kepada panggilan yang tertinggi, yaitu PANGGILAN SORGAWI. Setiap orang memiliki panggilannya masing-masing (profesi, menikah atau tidak, dll), tetapi ada panggilan yang tertinggi – yang sama – kepada semua orang, yaitu Panggilan Sorgawi.

Apakah Rasul Paulus benar-benar melupakan masa lalunya?

1. JAS MERAH – Jangan sekali-kali melupakan Sejarah.

Filipi 3:4-6 “Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.”

Rasul Paulus masih mengingat masa lalunya.

Galatia 1:13-24 “Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.……………..”.

Kisah Para Rasul 26:4-18 “Semua orang Yahudi mengetahui jalan hidupku sejak masa mudaku, sebab dari semula aku hidup di tengah-tengah bangsaku di Yerusalem…………………”

Masa lalu tidak serta merta bisa dilupakan. Respon yang seharusnya adalah bersyukur atas segala sesuatu yang terjadi di masa lalu. Jangan pernah malu dengan masa lalu jika itu sudah diselesaikan, sehingga masa lalu itu tidak menjadi beban. Apa yang terjadi di masa lalu tidak menjamin masa depan kita, tetapi bagaimana respon kita saat ini terhadap masa lalu sangat menentukan masa depan kita. Ada banyak orang di masa lalu yang turut serta membangun kerohanian kita, entah itu baik ataupun buruk.

I Korintus 15:3-8 “………………….Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.”

I Korintus 10:11 “ Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.”

Pengalaman masa lalu bangsa Israel adalah contoh – peringatan bagi yang masih hidup saat ini. Inilah cara yang benar merespon masa lalu. Pengalaman “orang lain” adalah GURU YANG TERBAIK.

Jangan melihat ke belakang artinya jadikan masa lalu kita atau masa lalu orang lain menjadi guru yang terbaik. Kita akan sulit mengenal siapa Tuhan yang benar jika kita tidak pernah belajar tentang sejarah dalam Alkitab.

2. Tanggalkan dan tinggalkan masa lalu

Mazmur 45:11 “Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu!” – Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! ,

Yesaya 43:18 “firman-Nya: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! – firman-Nya: “Tak ada gunanya mengingat masa lalu, percuma mengenang yang sudah-sudah! (BIS)

Israel dalam masa pembuangan – tidak sungguh-sungguh bertobat. Penyesalan tanpa pertobatan tidak ada gunanya.  Masa lalu yang sudah selesai tinggalkan dan tanggalkan – bergerak maju menuju masa depan. Masa lalu ada pembelajaran – bukan beban.

Renungkan, mengapa kita memusatkan pikiran pada masa lalu padahal yang terbaik masih belum terjadi? Mengapa terbelenggu pada masa lalu padahal masa depan lebih cerah dari masa lalu.

Kita harus beres dengan masa lalu

Melupakan pekerjaan-pekerjaan Allah di masa lalu berarti menghilangkan banyak hal yang penting dan berguna bagi kita; Terlalu memikirkan apa yang telah terjadi berarti mengalihkan pandangan kita dan menghilangkan visi kita untuk masa depan.

Banyak orang kristen berjalan menuju masa depan dengan berjalan mundur – pandangannya masih tertuju pada masa lalu, sehingga perjalanan menjadi lambat. Bagaimana perjalanan kehidupan kita saat ini  tergantung pada perjalanan rohani kita. Beban yang terus menumpuk, mengakibatkan personality disorder.

Dampak dosa-dosa masa lalu yang tidak diselesaikan :

  • Perasaan “terpenjara”
  • Egois
  • Putus asa
  • Mengasihani diri sendiri
  • Lemah dan lumpuh rohani
  • Malu

Akibatnya tidak bisa melihat realitas rohani saat ini dan masadepan. Tidak bisa bersyukur atas segala sesuatu, bahkan untuk hal yang sederhana sekalipun. Orang yang masih membawa beban masa lalunya tidak akan bisa bergerak/bertumbuh maksimal. Dosa harus dibereskan – diakui – diselesaikan.

Bawa semua beban dosa kepada Kristus, ingat :

  • I Yohanes 1:9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”
  • Yeremia 31:34 “Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.”
  • Mazmur 103:12 “sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.
  • I Petrus 2:24 “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” – sembuh dari luka-luka rohani

Kesombongan sangat ditentang Tuhan

  • Amsal 8:13 “Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.”
  • Amsal 16:18 “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.”
  • Yesaya 2:12 “Sebab TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh serta menghukum semua yang meninggikan diri, supaya direndahkan;”
  • Yeremia 17:5 “Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!”
  • I Petrus 5:5 “Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”

Penutup

Yohanes 15:16 “15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”

You Are Chosen, Tuhan yang memilih kita. Kerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar  menuju panggilan sorgawi. Tuhan Yesus memberkati.