HomeBeritaFIRMAN TUHAN IBADAHKEKUATAN CINTA KASIH 2  – JUMAT AGUNG

KEKUATAN CINTA KASIH 2  – JUMAT AGUNG

Ringkasan khotbah Pdt. Yehaziel Silvanus Elnatan Oiyo, M.Th

Jumat, 7 April 2023

Efesus 5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah”

Pengorbanan di kayu salib – darah Kristus, adalah meterai yang mengesahkan Perjanjian Baru. Pengorbanan Kristus dinyatakan karena kasih Allah Bapa yang begitu besar kepada manusia. Ini adalah bukti kekuatan cinta kasih Allah kepada seluruh umat manusia. Dari moment  pengorbanan yang begitu mulia ini, ada 3 level kasih yang bisa kita gunakan sebagai cermin untuk melihat kualitas kasih kita masing-masing (kualitas pernikahan, kualitas relasi dengan orang-orang yang kita kasihi, sejauh mana kita melangkah dan sejauh mana Allah menginginkan kita untuk melangkah).

3 LEVEL KASIH :

LEVEL 3 (LEVEL DASAR) – SEORANG BAPA YANG MELEPASKAN HAK ATAS ANAKNYA

Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Yesus berkorban – inisiatornya adalah Allah yang mengasihi dunia ini. Bapa di surga memiliki hak penuh atas anakNya, tetapi karena begitu besar kasihNya akan semua manusia yang berdosa – membuatNya mengaruniakan anakNya yang tunggal bagi seluruh manusia.

Bagi bapak-bapak yang memiliki anak, seberapa banyak yang rela melepaskan hak ketika Tuhan memintanya?. Kecenderungan kita adalah semuayang ada di tangan adalah milik ikita, dan sulit untuk dilepaskan.

Cinta kasih Bapa yang besar pada kita, membuat Allah melepaskan hak atas anakNya. Untuk hak yang kecil/sederhana (menahan diri, menahan emosi/ego, menahan untuk tidak membalas) saja kita susah untuk melkukannya, apalagi untuk hal yang besar (melepaskan ha katas anak).

Abraham – melepaskan hak atas anak. Ia menyerahkan Anak Perjanjian (Ishak) kepada Allah ketika Allah memintanya. Abraham taat karena merasa tidak sepenuhnya memiliki Ishak. Abraham taat dan Ishakpun taat. Sebagai anak, Ishak memiliki hak untuk menikmati semua milik Abraham.

Abraham melepaskan hak:

  • Tinggal ditanah Kelahirannya sendiri (Kejadian 12:1)
  • Tinggal dengan sanak saudaranya sendiri 
  • Sebagai Orangtua untuk mengambil pilihan terlebih dahulu. (Kejadian 13:9) – melepaskan hak untuk memilih, memberikan kesempatan kepada Lot. Orang yang mau melepaskan hak tidak pernah salah memilih. Ketika Tuhan memerintahkan untuk melepaskan hak, Tuhan melihat ada hal yang besar yang akan kita terima ke depan.
  • Yakobus 2:23 “Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu Abraham disebut: “Sahabat Allah.” – Dibenarkan karena perbuatan.

Abraham hadir jauh sebelum hukum taurat diberikan kepada bangsa Israel. Yakobus menunjukkan bahwa Abraham disebut sebagai sahabat dan dibenarkan bukan karena melakukan hukum Taurat. Iman didalam Kristus harus dipraktekkan dalam perbuatan. Ketika Tuhan menginginkan untuk melepaskan hak – kerjakan saja

Ingat – Yesus melepaskan ha katas kehendak bebasNya kepada Bapa-Nya

Lukas 22:42 “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” – Yesus sudah melihat betapa beratnya penderitaan yang harus Ia lalui. Tetapi Yesus memilih untuk melepaskan kehendak-Nya sendiri, dan melakukan kehendak Bapa

Yohanes 6:38  “Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.”

Bagaimana dengan kehidupan kita? Pernikahan, keluarga, pola asuh, pekerjaan, pelayanan kita? Apakah semua sudah sesuai dengan kehendak Tuhan? Ingat! Kehendak Allah pasti jauh lebih besar dari apa yang bisa kita pikirkan. Dan mari tetap waspada karena iblis menebarkan jerat dengan mengatakan kita berhak untuk melakukan apa yang kita mau. Yang membatasi antara kehendak Allah dengan apa yang harus kita nikmati adalah EGO kita

LEVEL 2 – SESEORANG YANG MELEPASKAN PENGAMPUNAN ATAS KESALAHAN ORANGLAIN TERHADAP DIRINYA.

Lukas 23:34a Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

Kasih selalu siap untuk mengampuni. Yesus mengampuni semua orang-orang yang memperlakukannya dengan sewenang-wenang.  Yesus melakukannya sebagai contoh bagi kita. Jika ada orang-orang yang menyakiti kita, lepaskan pengampunan. Jika kita sulit melakukannya –  Ingat, Yesus yang disalib adalah manusia seutuhnya, sama seperti kita. Jika Yesus sebagai manusia bisa melakukannya, maka kitapun juga bisa.

Mengapa kita harus melepaskan PENGAMPUNAN?

  1. Harus mengampuni supaya kita juga diampuni, Matius 6:14-15 (Doa Bapa Kami)
  2. Tanpa mengampuni doa kita tidak akan terdengar – Markus 11:25
  3. Tanpa mengampuni persembahan kita tidak akan berkenan – Matius 5:23

Ketika memberikan pengampunan, mungkin orang yang kita ampuni tidak berubah, keadaan juga tidak berubah, tetapi KITA YANG BERUBAH yaitu menjadi semakin seperti KRISTUS

LEVEL 1 – SESEORANG YANG MENGORBANKAN NYAWANYA SENDIRI (TAAT SAMPAI MATI)

Lukas 23:46 “Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.”

Kematian Yesus bukan karena kelelahan, kehabisan darah, atau karena tetanus. Yesus mati karena Ia menyerahkan nyawaNya, Ini adalah level cinta kasih yang tertinggi. Yesus tahu tujuan ketika hadir di dunia. Ia taat sampai mati di kayu salib.

3 level kasih :

  • Level 1 – melepaskan HAK atas hal yang terbaik  
  • Level 2 – Melepaskan hak atas penghakiman (Tuhan akan menghakimi dengan adil)
  • Level 3 – Melepaskan ha katas nyawa kita sendiri

Kata kunci melepaskan hak adalah RELA. Tanpa kerelaan, semua ini tidak akan terjadi. Semakin tidak rela – proses akan semakin lama. Kekuatan cinta kasih ditandai dengan sebuah kerelaan untuk TAAT. Yesus rela melakukan semua.

INGAT :

  • Ulangan 10:12 “Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
  • Ulangan 11:22 “Sebab jika kamu sungguh-sungguh berpegang pada perintah yang kusampaikan kepadamu untuk dilakukan, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan berpaut pada-Nya,”
  • Ulangan 19:9 “apabila engkau melakukan dengan setia perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, dan dengan senantiasa hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya — maka haruslah engkau menambah tiga kota lagi kepada yang tiga itu,”
  • Ulangan 30:16 “karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya.”
  • Yosua 22:5 “Hanya, lakukanlah dengan sangat setia perintah dan hukum, yang diperintahkan kepadamu oleh Musa, hamba TUHAN itu, yakni mengasihi TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, tetap mengikuti perintah-Nya, berpaut pada-Nya dan berbakti kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.”
  • Yohanes 14:15  “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
  • Yohanes 14:23 “Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.”
  • Orang yang mengasihi pasti nurut/taat. Mengasihi = Taat sampai mati. Kata mati tidak hanya berarti secara harafiah yaitu kematian jasmani, tetapi lebih dalam lagi sampai kita mematikan keinginan daging/kehendak pribadi untuk hidup dalam kehendak Allah. Sebelum peristiwa di kayu salib, Yesus sudah mati atas kehendak pribadiNya.

Roma 8:13 “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.”- Jika seseorang lebih memilih hidup menurut daging, hidup mengikuti kehendaknya sendiri maka ia sudah mati secara rohani. Banyak orang percaya yang menolak menjadi pelaku kebenaran, jasmaninya hidup tetapi rohaninya mati. Mereka hanya taat di point-point tertentu, yang tidak melukai ego diri.

Kolose 3:5-10 “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka]. Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;” – Menanggalkan dan meninggalkan manusia lama. Banyak yang mengaku sebagai manusia baru tetapi masih hidup dalam karakter manusia lama – munafik

Kita harus rela untuk mematikan semua keinginan daging (keduniawian harus sudah mati). KehendakNya dinyatakan dalam kehidupan yang taat

Yohanes 15:13 “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” – The ultimate love – Kasih yang terutama/tertinggi, Wujud nyata kasih

Markus 10:45 “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” The ultimate purpose – tujuan terutama – Kristus adalah untuk melayani. Mematikan kedagingan, tujuan Tuhan adalah kita melayani sesama. Kita tidak bisa melayani jika masih menyimpan kebencian, sakit hati, dll

Ibrani 9:28 “demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.” The ultimate sacrifice – persembahan yang terbaik, pengorbanan dilakukan sekali untuk selamanya.Nasehat, Efesus 5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah” Hiduplah dalam Kasih dan Matikan Semua Keingingan Daging. Hidup dalam kasih – dinyatakan dalam perbuatan di keseharian. Tuhan Yesus memberkati