HomeBeritaFIRMAN TUHAN IBADAHKEKUATAN CINTA KASIH 3  – PASKAH

KEKUATAN CINTA KASIH 3  – PASKAH

Ringkasan khotbah Pdt. Yehaziel Silvanus Elnatan Oiyo, M.Th

Minggu, 9 April 2023

Efesus 5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah”

Dimulai dengan sikap hati yang rela

  1. Melepaskan HAK atas hal yang terbaik
  2. Melepaskan HAK atas penghakiman
  3. Melepaskan HAK atas keinginan daging kita sendiri

Matius 28:1-6 “Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: “Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.

Fakta yang sangat jelas terjadi dua ribu tahun lalu. Sang Putra melepaskan hak atas diriNya – terjadi KEBANGKITAN. Sikap hati yang rela membawa satu trobosan yang luar biasa, orang-orang yang ingin menjatuhkan Sang Putra mengantisipasi segala hal, tetapi semua gagal. Yesus – Sang Putra BANGKIT

Saat ini apapun yang sedang kita alami, mungkin ada banyak orang yang ingin menjatuhkan kita, ingin menjebak kita, percayalah ketika kita mau melepaskan hak – kita akan mengalami kebangkitan. Jika kita di pihak Allah tidak ada yang bisa menjatuhkan kita.

PENTING:  

KUASA KEBANGKITAN

Kisah Para Rasul 2:23 “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.”

I Korintus 6:14 “Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya.”

Ketika kita mau belajar dan merelakan hati untuk taat – melepaskan hak, maka kuasa kebangkitan yang membangkitkan Yesus Sang Putra – kuasa yang sama akan mampu membangkitan kita semua. Ada satu kuasa kebangkitan yang sudah, sedang dan terus bekerja dalam kehidupan kita. Tetapi mengapa kehidupan kita terus berada dalam proses? Mungkin kita memang belum merelakan hati untuk taat, tidak  mau melepaskan hak. Untuk menikmati kuasa kebangkitan, kita harus rela melepaskan semua hak itu. Seberapapun yang sudah percayakan saat ini, di depan ada sesuatu yang jauh lebih indah.

YESUS DIKENAL ALLAH

Matius 3:13-17 “Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?” Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.” Dan Yohanes pun menuruti-Nya. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”

Yohanes pembaptis tahu siapa Yesus, oleh karenanya ia merasa tidak layak untuk membaptis Yesus. Tetapi Yesus benar-benar taat, Ia menyerahkan diri untuk dibaptis oleh Yohanes. Setelah proses pembaptisan itu selesai, langit terbuka – Allah mendeklarasikan Putra-Nya, Yesus dikenal Allah.  Semua terjadi setelah Yesus taat.

HATI-HATI, Berbanding terbalik dengan yang terjadi di Matius 7:22-23, 21. Dihari-hari akhir akan terjadi banyak orang mengaku sudah menjadi pelaku firman – melakukan banyak hal, tetapi mereka tidak dikenal oleh Allah (ayat 21). Mengenal Allah tidak berarti secara langsung dikenal oleh Allah. Melakukan semua perbuatan besar bagi Allah tetapi tidak dikenal Allah adalah sesuatu yang sia-sia. Orang yang dikenal Allah bukanlah mereka yang sudah melakukan hal-hal yang besar (bernubuat, mengusir setan, mengadakan banyak mujizat), tetapi orang-orang yang dikenal Allah adalah orang-orang yang menjadi pelaku firman Allah. Orang yang tidak dikenal Allah tidak akan mengalami kuasa kebangkitan. Tuhan hanya mengenal orang-orang yang mau tunduk taat dan melakukan firman Tuhan (orang yang mau mempraktekkan firman yang sudah didengar).

Mari belajar dari kesaksian hidup Abraham dalam kitab Kejadian 22:1-18

  • Ayat 2-5 “Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu.”

Ishak adalah anak yang sangat ditungu kehadirannya. Ia adalah anak Perjanjian – penggenapan janji Allah kepada Abraham dan Sara. Tentu saja Abraham amat sangat mengasihi Ishak. Sekalipun kasihnya begitu besar, tetapi Abraham tetap taat ketika Allah memintanya untuk mengorbankan Ishak.  Tidak ada kalimat perbantahan yang keluar dari bibir Abraham. Justru kata-kata iman diucapkannya kepada kedua pembantunya ketika ia dan Ishak melanjutkan perjalanan menuju tempat yang sudah Allah tentukan. Dengan iman Abraham berkata – Kami akan kembali, Abraham yakin bahwa Ishak pasti akan kembali kepadanya.

  • Ayat 6-8 “Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.” Bertanyalah ia: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.”

Ishak sudah remaja ketika Allah memerintahkan Abraham untuk mengorbankannya. Ia memikul kayu untuk korban, dan ia bertanya dimana dombanya? Pertanyaan ini menunjukkan bahwa Ishak sudah memahami bagaimana prosesi persembahan korban. Abraham tentunya memberikan teladan yang sangat baik, sehingga Ishak sangat memahami bagaimana memberikan persembahan. Mendengar pertanyaan Ishak, Abraham kembali menjawab dengan kata-kata iman, Allah yang menyediakan. Jawaban Abraham adalah jawaban yang keluar dari iman yang dewasa.

  • Ayat 9 “Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.”

Mereka mendirikan mezbah dan Menyusun kayu di atasnya. Abraham sudah tua, tetapi tidak dituliskan bahwa Abraham kesulitan saat mengikat Ishak. Ishakpun tidak memberontak saat diikat diatas mezbah. Ini adalah situasi yang sangat berat, tetapi kerelaan hati Abraham, imannya yang kuat menciptakan ketenangan. Perilaku Abraham menjadi teladan bagi Ishak. Dia sangat tenang saat menghadapi proses, tantangan – saat melepaskan hak atas anaknya. Ketenangan Abraham – membuat Ishak juga tenang.

  • Ayat 10-12 “Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.” Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.”

Ketika Abraham melakukan Firman Tuhan dan rela melepaskan hak atas anaknya –  malaikat memerintahkan Abraham untuk melepaskan Ishak. Ini adalah moment Abraham dikenal Allah dan Allah mengenal Abraham. diawali dengan keluar dari tanah kelahiranya, ini adalah puncak pengorbanan Abraham.

  • Ayat 13 “Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.”

Ketika Abraham membangun mezbah – tanpa korban di atasnya, maka mezbah hanya menjadi tumpukan batu. Mezbah tanpa korban persembahan di atasnya tidak berguna. Abraham melakukannya dan MUJIZAT TERJADI, Tuhan menyediakan domba jantan untuk dipersembahkan.

Jika kita terus mengalami proses, mari interopeksi apakah kita masih pada level membangun mezbah? Masih belum bisa memberi korban persembahan – berani bayar harga, berani taat akan setiap perintah Tuhan. Kuasa kebangkitanNya masih berlaku hingga saat ini. Tanpa korban persembahan – mujizat tidak terjadi.

  • Ayat 15-18 “Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri — demikianlah firman TUHAN –: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.”

Dalam terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari “TUHAN berkata: Aku bersumpah demi nama-Ku sendiri, karena engkau telah melakukan hal ini dan tidak menolak untuk menyerahkan anakmu yang tunggal itu kepada-Ku, 22:17 Aku akan memberkati engkau dengan berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit dan sebanyak pasir di tepi laut. Anak cucumu akan mengalahkan musuh-musuh mereka. 22:18 Semua bangsa di bumi akan memohon kepada-Ku supaya Aku memberkati mereka sebagaimana telah Kuberkati keturunanmukarena engkau telah mentaati perintah-Ku.“

Janji yang sama juga berlaku bagi kita. Anak cucu kita akan mengalahkan musuh, kita akan menghadirkan generasi-generasi pemenang. Sehingga timbul kecemburuan Ilahi bagi orang-orang non percaya kepada orang percaya. Buah TAAT mujizat terjadi, dan perjanjian dengan Abraham di perbaharui.

PERHATIKAN

  • Karena ketaatan Abraham,  Perjanjian Abraham diperbaharui – hadirnya anak-anak Perjanjian

Kejadian 21:12 “Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.”

Roma 9:7-8 “dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: “Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu.” Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar.

  • Karena ketaatan Yesus, hadir Perjanjian Baru – ada kebangkitan generasi Perjanjian Baru, generasi yang mengenal dan dikenal Allah. Iblis tidak bisa menjatuhkan kita dan generasi kita, karena kita dikenal Allah. Semua yang kita lakukan (perkataan, perbuatan) akan berdampak bagi banyak orang. Generasi Perjanjian Baru adalah generasi yang tidak akan tergoncangkan karena memiliki tanda kemenangan dan kebangkitan yaitu DARAH KRISTUS.

Abraham taat, saat itu belum ada hukum Taurat, belum ada hal-hal tertulis yang bisa dijadikan dasar/pedoman/tuntunan mengikut Allah. Saat ini kita hidup di era Perjanjian Baru. Ibadah kita tidak lagi dalam bayangan, tapi sudah digenapi. Selain ALkitab, Literatur rohani sudah begitu banyak. Buku-buku ini memperkaya pengetahuan akan Allah. Jadi, tentunya kita bisa untuk TAAT, sama seperti Abraham taat kepada Allah.

Permasalahan apapun yang sedang terjadi solusinya adalah  kembali kepada Tuhan – TAAT. Jangan cepat puas dengan kondisi saat ini, ayo terus bertumbuh, semakin rela dan semakin taat karena yang terbaik belum datang.

Akhir jaman, Tuhan memakai anak-anakNya untuk menginjak-injak kepala ular. Jangan takut jangan menyerah, apapun yang sedang menjatuhkan kita – kuasanya sudah dilucuti di kayu salib

Nasehat, Mari bawa kerelaan hati kita untuk taat kepada setiap perintah Allah sebagai kurban persembahan yang berkenan kepada Bapa yang disurga yang akan membawa kebangkitan jasmani dalam setiap aspek kehidupan kita. Mari bangkit bersama -bangkit lebih kuat. Tuhan Yesus memberkati