HomeBeritaFIRMAN TUHAN IBADAHMANUSIA BARU 2 – PERILAKU MANUSIA BARU (EFESUS 4:25-32)

MANUSIA BARU 2 – PERILAKU MANUSIA BARU (EFESUS 4:25-32)

Ringkasan khotbah Pdt. Bindargo, M,Th

Minggu, 11 September 2022

Pada masa pemerintahan bangsa romawi, ada tiga kota besar dengan penyembahan berhala yang kuat, yaitu Alexandria (Mesir), Kaisaera  dan Efesus. Efesus adalah sebuah kota perdagangan, dimana ada sebuah ritual yang dipercayai bahwa sebagai syarat penglaris maka para pedagang harus pergi ke kuil dan “tidur” dengan pelacur bakti yang sudah disediakan. Ketika banyak jiwa yang bertobat dan mengerti bahwa penyembahan berhala itu tidak berkenan di hadapan Allah, maka industri prostitusi/pelacuran bakti berikut souvenir yang diperdagangkan mulai ditinggalkan. Pertobatan ini merugikan industri ini. Kegelisahan para pengusahanya diwujudkan dengan menyebutkan bahwa rasul Paulus adalah musuh pemerintahan – sedang merencanakan pemberontakan.  Inilah latar belakang penulisan kitab Efesus yang mengupas manusia lama dan manusia baru.

Jika mengacu pada Israel sebagai bangsa pilihan Allah, maka di dunia ini ada dua klasifikasi bangsa, yaitu bangsa pilihan (bangsa Yahudi) dan bangsa kafir (Non Yahudi). Bangsa kafir disebut juga sebagai penyembah berhala.

Secara fisik kita memang bukan bangsa Yahudi, dan secara rohani – kita dahulu adalah bangsa kafir. Tetapi setelah kita percaya, menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat maka secara rohani kita lahir baru dan memiliki identitas sebagai manusia baru.

Manusia lama, Efesus 4

  • Ayat 17 – sesat pikirannya
  • Ayat 18 – pengetahuannya gelap
  • Ayat 19 – persaannya tumpul

Semua fakta ini menyatakan bahwa manusia lama tidak memiliki pengharapan dan menuju kebinasaan.

Proses manusia baru :

  • Ayat 20 – Tuhan Yesus menjadi sentral hidup kita
  • Ayat 21 – Kenal Tuhan Yesus dengan benar melaui pengajaranNya
  • Ayat 22 : tinggalkan manusia lama, serta gaya hidupnya
  • Ayat 23 : Hari dan pikirnnya di perbaharui
  • Ayat 24 : Menghidupi kehendak Tuhan

Karena pengorbanan dan pengajaran, manusia lama diperbaharui menjadi manusia baru, hidup terus menerus dalam kehendak Tuhan di sepanjang kehidupan kita. Hidup sebagai manusia baru adalah sebuah anugerah.

PERILAKU MANUSIA BARU

Dalam perjalanan kehidupan, ada 4 perilaku yang harus ditinggalkan, yaitu :

1. Dusta

Efesus 4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.”

Berkata yang benar – buanglah dusta. Ketika menjadi manusia baru, dusta harus ditinggalkan, manusi  baru harus berjuang terus menerus untuk berkata benar dengan sesama. Semua dimulai dari keluarga, dimulai dari hal yang sederhana, dimulai dari kehidupan sehari-hari.

Ingat- Dusta yang terus dilakukan akan terus ditutupi, ini adalah sesuatu yang mebuang energi.

  • Matius 28:11-15 “Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: “Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.” Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.

Dusta adalah perilaku jahat manusia lama. Para pemimpin bangsa Israel berusaha untuk menutup fakta kebangkitan Yesus dengan menyebarkan kabar bahwa Yesus tidak bangkit, tetapi para murid mencuri mayatNya. Dusta ditutupi oleh suap, dosa yang satu ditutupi oleh dosa yang lain.

  • Yohanes 8:44 “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.”

Dusta menuju kebinasaan kekal (iblis bapa pendusta)

2. Amarah

Efesus 4:26-27 “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.”

Marah yang berlebihan disebut Amarah (kegusaran yang meledak – Kemarahan yang tidak terkontrol). Marah adalah bagian alami dalam kehidupan kita. Ketika dituliskan janganlah matahari terbenam, artinya Tuhan memberikan rambu-rambu untuk segera meyelesaikan masalah. Menunda penyelesaian sama dengan memberikan celah pada iblis untuk menyuntikkan hal-hal yang negatif sehingga mempengaruhi pikiran untuk melakukan hal-hal yang lebih buruk.

Marah sepantasnya. Kemarahan yang benar adalah benci terhadap dosa. Marah sebagai sebuah teguran keras karena perilaku saudara seiman yang melawan kebenaran Firman Tuhan  (mencuri, sombong, serakah, dll). Kemarahan yang didasari kitab suci. Teguran disampaikan dengan hikmat Allah (tanpa didasari kebencian, motivasi yang salah), Roh Kudus menolong kita menguasai emosi sehingga kemarahan kita tidak melukai

3. Malas

Efesus 4:28 “Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.”

Mencuri – karena malas. Bekerja dengan rajin, maksimalkan situasi yang sudah mulai kondusif ini, bekerjalah dengan rajin karena orang yang rajin pasti diberkati Tuhan. Bekerjalah sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan

Ingat :

  • Amsal 10:4 Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.”
  • Amsal 19:15 Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.”
  • II Tesalonika 3:10 Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.”

Manusia baru itu tidak malas. Dalam Injil Markus, Yesus dituliskan sebagai hamba. Yesus memaksimalkan peluang untuk melayani, bekerja untuk Bapa di Sorga. Pagi-pagi sekali Ia sudah berdoa, terus giat melayani – menyembuhkan berbagai sakit penyakit.

4. Perkataan kotor

Efesus 4:29-30 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

Perkataannya sopan dan ramah Perkataan yang membangun bukanlah perkataan yang dibuat-buat tetapi sesuatu yang alamiah. Perkataan kotor adalah perkataan yang menyakiti orang lain, bila dilakukan terus menerus disebut mendukakan Roh Kudus.

Penelitian di Praha (negara Czechoslovakia), perkataan yang diucapkan dalam sehari :

  • Pendeta – 3.420 kata-kata
  • Prajurit asrama – 7.420 kata-kata
  • Pelajar SMP – 8.760 kata-kata
  • Seorang Istri – 15.300 kata-kata
  • Ibu Mertua – 19.800 kata-kata

PERHATIKAN : 4 perilaku manusia lama : dusta amarah, malas, perkataan kotor – semua asalnya dari lidah (kata-kata)

Bila dikaitkan dengan Tubuh Kristus (gereja – secara organisme: komunitas rohani). Perilaku manusia lama (dusta, amarah, malas, perkataan kotor) jika tidak diperbaharui, dampaknya :

  • Hubungan Kita dengan Tuhan terkendala
  • Hati nurani kita tumpul, tidak bisa membedakan benar dan salah
  • Merugikan Saudara Seiman
  • Merusak kesaksian Tentang Yesus Kristus, bagi orang yang belum percaya kepada Yesus Kristus.

Terus menerus diperbaharui – transformasi.

AJAKAN :

1. Buang segala keburukan

Efesus 4:31 “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.”

  • Kepahitan (Kebencian)
  • Kegeraman (Ledakan kemarahan)
  • Kemarahan (berulang ulang marah)
  • Pertikaian (Pembuat Kegaduhan)
  • Fitnah (mengumpat)

2. Kenakan jenis kebaikan

Efesus 4:32 “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

  • Ramah seorang akan yang lain (Suka membantu)
  • Penuh Kasih Mesra (Berhati Lembut)
  • Saling Mengampuni

Penutup, Cara menjadi Manusia Baru

(Berkata Yang Benar, Marah sepantasnya, Bekerja dengan Rajin, Perkataannya Sopan dan Ramah)

1. Minta terus menerus Firman Tuhan dan Roh Kudus memenuhi dan tinggal dalam hidup kita

Wahyu 12:13-14 “Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa”

Firman Tuhan dan Roh Kudus mutlak dimiliki sebelum masa penganiayaan datang, agar terhindar dari masa pemerintahan antikris

2. Aspek sosial hidup kita, hiduplah dalam komunitas yang sehat

I Korintus 15:33 “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”

Salah bergaul, salah memilih komunitas, bisa mengganggu hubungan dengan Tuhan. Hiduplah dalam komunitas yang sehat, hidup dalam standard yang dari Tuhan.

SEBAGAI MANUSIA BARU, UNTUK TERUS MENERUS DIPERBAHARUI, FIRMAN DAN ROH KUDUS MUTLAK KITA MILIKI. TUHAN YESUS MEMBERKATI