HomeBeritaFIRMAN TUHAN IBADAHRETURN TO EDEN 3 – PERJANJIAN

RETURN TO EDEN 3 – PERJANJIAN

Ringkasan khotbah Pdt. Yehaziel Silvanus Elnatan Osiyo, M.Th

Minggu, 20 November 2022

Dosa mengacaukan semua tatanan yang telah Allah tetapkan. Taman Eden dengan segala fasilitas yang ada di dalam kini menjadi kenangan bagi manusia pertama. Mereka kehilangan hak atas taman eden dan berjuang – bekerja keras untuk melanjutkan kehidupan.

Allah berinisiatif untuk memulihkan semuanya dengan caraNya yang ajaib, Ia bekerja melalui Perjanjian. Perjanjian inilah yang menuntun manusia untuk kembali ke taman eden. Perjanjian adalah salah satu tema besar dalam kitab suci kita. Alkitab terdiri dari dua buku, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dengan jumlah total 66 buku. Pentateukh  – 5 kitab awal (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Uangan) adalah dasar/fondasi – theologi perjanjian.

Kata perjanjian untuk pertama kali muncul di kitab Kejadian 6:18 “Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.” Kata “perjanjian” adalah bêrît dalam bahasa Ibrani dan menunjuk pada sebuah kesepakatan bersama antara dua pihak. Akan tetapi, perjanjian antara Allah dan umat-Nya adalah sebuah perjanjian sepihak dan berdaulat dari Allah. Pada dasarnya hal ini disebabkan karena Allah sebagai Pencipta dan manusia sebagai ciptaan-Nya bukanlah dua ekstensi yang setara. Tuhan mau mengadakan perjanjian dengn nabi Nuh. Secara jelas Perjanjian terjadi antara pihak yang lebih kuat dengan yang lebih lemah.

Perjanjian adalah “Hubungan antara dua mitra yang membuat janji yang mengikat satu sama lain dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.” Perjanjian mengandung janji dan komitmen di dalamnya. Keputusan yang diambil sesuai dengan kesepakatan yang ada.

Perjanjian Allah dengan manusia  membuktikan bahwa Allah yang luar biasa – dengan kuasaNya yang dahsyat itu menganggap umat manusia sebagai partner. Perjanjian di dalam Allah adalah suatu relasi yang belum ada sebelumnya. Perjanjian membuat sesuatu  yang belum ada menjadi ada, menciptakan sesuatu yang baru. Bukan siapa-siapa, bukan apa-apa, tetapi dianggap partner oleh Allah.

5 Perjanjian Allah yang dicatat dalam Alkitab :

  1. Dengan Nuh (Noahic Covenant)
  2. Dengan Abraham (Abrahamic Covenant)
  3. Dengan Musa (Mosaic Covenant)
  4. Dengan Daud (Davidic Covenant)
  5. Dengan Seluruh Umat Manusia (New Covenant)

Ketika di taman eden, sebenarnya Allah sudah memberikan perjanjian. Hal ini diungkap dalam kitab Hosea 6:7Tetapi mereka itu telah melangkahi perjanjian di Adam, di sana mereka telah berkhianat terhadap Aku.” Dalam terjemahan lain dituliskan sebagai berikut : “Namun, seperti Adam, mereka melanggar perjanjian. Di sana, mereka berlaku dengan tidak setia terhadap Aku.” (AYT)

Melalui nabi Hosea Allah menunjukkan bahwa umat Israel adalah umat yang berkhianat, melanggar perjanjian. Untuk menggambarkan kebobrokan rohani Israel, Hosea diperintahkan untuk menikahi seorang pelacur. Sejak di taman eden, Allah sebagai pihak yang kuat sudah membuat perjanjian. Adat, budaya, belum ada – manusia belum mengerti bahwa sebenarnya Allah sudah membuat perjanjian dengan mereka

A. Perjanjian Allah di taman eden (sebelum kejatuhan dalam dosa)

Perintah ALLAH (Umum):

  • Untuk Bekerja (Mengusahakan Taman Eden) (2:15)
  • Beranak cucu, penuhi bumi, berkuasalah atas seluruh ciptaan Allah. (1:28)
  • Memelihara Sabat (2:2-3)

Perintah ALLAH (KHUSUS):

  • DILARANG MAKAN BUAH POHON PENGETAHUAN BAIK DAN JAHAT (2:16-17)

Janji mengandung 2 hal, berkat saat taat dan kutuk saat melanggar

Yang ALLAH sudah lakukan:

  • Menciptakan langit dan bumi
  • Menyediakan seluruh kebutuhan manusia

Hasil : GAGAL

Allah sudah menyediakan semua yang diperlukan, tetapi mansuia cenderung melihat kepada perintahNya. Iblis menutup pengertian sehingga tidak melihat anugerah Allah yang sudah disediakan dan dirasakan. Perintah Allah kemudian menjadi beban. Ketika manusia hanya fokus pada larangan hasilnya adalah kegagalan.

B. Perjajian Allah di taman eden (sesudah kejatuhan dalam dosa)

Janji ALLAH:

  •  Kejadian 3:15Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.“
  • Protoeuangelion (Protoevangelium)

JanjiNya mengandung anugerah – Manusia seharusnya mati karena melanggar perintah Allah

Yang ALLAH lakukan:

  • Mengorbankan salah satu binatang ciptaan-Nya untuk disembelih sebagai ganti Manusia (3:21)

Ketika gagal, Allah masih terus melanjutkan perjanjianNya.

A. Perjanjian Allah dengan Nuh – Noahic Covenant

Yang ALLAH lakukan :

  • Menghapuskan Manusia dan seluruh hewan ciptaan-Nya (6:7)
  • Mendatangkan Air Bah (6:17)

Janji ALLAH (Khusus):

  • Meluputkan Nuh dan keluarga (6:8, 18)
  • Perjanjian pribadi kepada Nuh dan Keturunannya (6:8; 9:9)

Janji ALLAH (Umum):

  • Takkan mengutuk bumi lagi (8:21; 9:11-17) ß PELANGI
  • Diselewengkan iblis, digunakan sebagai lambang untuk melanggar perjanjian Allah – LGBT

PERJANJIAN ALLAH dengan Abraham Abrahamic Covenant

B. Janji ALLAH (Khusus):

  • Menjadi bapa dari bangsa yang besar. (Kej.17:4)
  • Namanya mahsyur.
  • Menjadi berkat bagi seluruh bangsa-bangsa. (Kej 12:2-3)
  • Memberikan Kanaan kepada keturunannya. (Kej.12:7, 15:18)
  • Menjadi ALLAH bagi Abraham dan keturunannya. (Kej.17:7-8)

Yang Abram harus lakukan :

  • Pergi keluar dari tanah kelahirannya. (Kej.12:1)
  • Sunat jasmani. (kej.17:10-14)

C. PERJANJIAN ALLAH dengan Musa Mosaic Covenant

Janji ALLAH (Khusus):

  • Menjadi Harta Kesayangan. (Kel 19:5)
  • Menjadi Kerajaan Imam bagi DIA dan bangsa yang Kudus. (Kej 19:6)
  • Berkat jika mereka mengikuti perintah-Nya dan kutukan jika mereka mengabaikan-Nya (Ul 28)

Yang ALLAH berikan:

  • 10 Hukum Taurat (Kel.20:1-17) – Hukum ini dirasa berat oleh bangsa Israel
  • Mengeluarkan Umat Israel dari Mesir – Bangsa Israel lupa dengan anugerah Allah yang luar biasa, yaitu mengeluarkan mereka dari Mesir. Jika mereka terus mengingat perbuatan Allah yang dahsyat ini, tentu hukumNya akan dilakukan dengan sukacita.

Yang Israel harus lakukan :

  • Sungguh-sungguh mendengar dan berpegang pada Perjanjian-Nya (Kel.19:5)

PERJANJIAN ALLAH dengan Daud – Davidic Covenant

Yang Israel minta:

  • Seorang Raja. (Monarkhi)

Janji ALLAH:

  • Membangkitkan keturunan Daud dan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. (2 Sam 7:12-13)
  • Menjadi BAPA bagi Salomo.

Faktanya – Umat Israel MENGKHIANATI semua PERJANJIAN tersebut

BerkatNya di depan mata, tetapi hilang karena kita terjebak dalam startegi iblis. Tutup celah dari roh penghianatan. Bangsa Israel – menyembah allah lain, anak-anak raja Israel terlibat aktif dalam penyembahan berhala.  

PENTING 

Hosea 6:6 “Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.”

Amsal 15:17 “Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian.”

Matius 9:13 “Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

MAtius 12:7 “Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.”

Umat Israel terjebak pada hal-hal yang Seremonial bukan yang Esensial

Secara detail Hukum Taurat dijelaskan dalam  613 perintah dan hukum. Umat Israel melakukan ibadah  yang seolah-olah benar. Mereka bangga dengan persembahan, Bait Allah, dan ketaatan pada hukum taurat. Mereka fokus pada hal-hal yang bersifat seremonial sehingga tidak menangkap esensi dari hukum Taurat yang adalah belas kasihan dan pengenalan akan Allah.

Kita sudah dipenghujung tahun, apa yang sudah kita lakukan? Sudahkah kita mengasihiNya dengan sungguh-sungguh? Menjaga komitmen dengan kesetiaan? Mari terus mau belajar untuk mengenalNya dengan benar? Kita dalam perjalanan return to eden, bagaimana sikap hati kita? Apakah kita mengerti dari esensi perjanjian?

APA YANG TUHAN MAU?

Markus 11:17 “Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: “Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!”

Sesungguhnya serambi Salomo adalah sebuah tempat yang dipersiapkan  bagi bangsa-bangsa non Yahudi untuk beribadah dan belajat untuk mengenal Allah. Esensi dari tempat ini sudah bergeser, pelataran Rumah Tuhan menjadi berubah menjadi tempat berniaga – berdagang – jual beli – pasar. Alasannya dibuat begitu rohani, yaitu untuk memudahkan bangsa Yahudi beribadah. Mereka menyiapkan meja-meja penukaran uang – karena uang yang berlaku di dalam Bait Allah berbeda dengan yang berlaku di masyarakat. Mereka menyediakan hewan-hewan untuk persembahan. Kesempatan bagi bangsa non Yahudi untuk mengenal dan beribadah kepada Allah ditutup oleh bangsa Israel.

Di era Perjanjian Baru  tubuh kita adalah Bait Allah. Masih adakah komitmen untuk menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang – yang belum dijangkau? Bagaimanan dengan ibadah yang kita lakukan? apakah hanya seremonial tanpa esensi? Atau sungguh-sungguh didasari oleh hati yang mengasihi Tuhan? Tubuh kita juga harus memiliki kasih untuk bangsa-bangsa, menjadi rumah doa bagi segala bangsa. Adakah kita masih memiliki hati yang penuh belas kasihan?

PENUTUP

Kejadian 12:2 “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.”

Ini adalah perjanjian Allah dengan Abraham, Allah memberkati Abraham untuk menjadi berkat. Kita adalah keturunan Abraham secara rohani. Kita sudah mendapat berkat penyelamatan melalui korban Kristus.  Kita terikat dengan janji, ketika sudah diberkati – menjadi berkat, secara jasmani dan rohani (menjangkau jiwa-jiwa). Selama masih ada kesempatan, mari memaksimalkannya. Mari kembali kepada esensi dari setiap perjanjian,  belas kasihan dan pengenalan akan Allah. Tuhan Yesus memberkati.