HomeBeritaFIRMAN TUHAN IBADAHTHE COVENANT KEEPER 3  – THE BROTHERLY LOVE

THE COVENANT KEEPER 3  – THE BROTHERLY LOVE

Ringkasan khotbah Pdt. Otniel Firmanyo Osiyo, M.Th

Minggu, 19 Maret 2023

1. Prolog

Ibrani 13:1 Peliharalah kasih persaudaraan!

Kasih persaudaraaan adalah wujud relasi antara sesama manusia sebagai ciptaan baru di dalam Kristus Yesus (II Korintus 5:17 “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”). Ciptaan baru yang menuju ke satu kesatuan.

Contoh :

KPR 2:44-47 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”

Ini adalah kehidupan jemaat di gereja mula-mula. Ada suasana baru yang dirasakan bersama-sama sebagai ciptaan baru. Ketika itu organisasi gereja belum ada, mereka semua hidup dalam satu ikatan kasih yang begitu erat. Kasih persaudaraan itu kemudian berkembang lebih jauh mengarah kepada koinonia (persekutuan) dan diakonia (kepedulian antar sesama), dan marturia (kesaksian) – disenangi banyak orang dan dampaknya terjadi pertambahan jiwa-jiwa baru.

Kesatuan adalah suatu hal yang dibenci oleh iblis. Dalam I Korintus 3, dicatat mulai ada perpecahan, timbul kelompok-kelompok pelayanan (golongan Paulus, golongan Apolos, dll)

2. Mengapa harus dipelihara

Ingat, Matius 24:12 “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.”

Salah satu gejala di akhir jaman : Kasih persaudaraan menjadi DINGIN/TAWAR. Tanpa kasih, segala sesuatu berubah menjadi negatif

II Timotius 3:2 “Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,”

Karakter manusia akhir jaman, egois dan tamak akan uang. Saat ini situasi dibuat sulit oleh kuasa-kuasa kegelapan. Pahami gejala-gejala yang ada, kehidupan yang sulit – tanpa kasih, kejahatan/dosa semakin meningkat dan merusak relasi. Untuk memulihkan relasi, dosa harus diselesaikan. Pemulihan relasi membuat manusia menjadi lebih dekat dengan Sang Pencipta – manusia diperkenankan memangilNya dengan menyebut Bapa kami yang di surga.

Saat ini, teknologi di salahgunakan sehingga membuat relasi menjadi rusak. Anak-anak mulai terpikat dan terikat dengan gagdet. Manusia sibuk dengan gagdetnya masing-masing. Hal ini mengurangi kehangatan kasih baik dalam keluarga maupun dalam bermasyarakat (lingkugan sekolah, pekerjaan, dll).

Firman Tuhan dua minggu lalu, Wahyu 2:4-5 “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.”

Kehilangan kasih  mula-mula adalah suatu kejatuhan yang dalam dan berakibat fatal. I Korintus 13 tanpa didasari kasih semua menjadi  sia-sia. Kasih menjadi tawar karena bermacam-macam kejahatan. Pelayanan menjadi dingin, karena tidak didasari api/semangat mengasihi Tuhan. Dalam Perjanjian Lama, jabatan imam hanya boleh berasal dari suku Lewi. Selain jabatan imam, suku Lewi bertanggungjawab atas seluruh pekerjaan/kegiatan di bait Allah (full timer). Namun di era Perjanjian Baru, semua orang percaya disebut sebagai Imamat Rajani. Kehilangan kasih mula-mula adalah sebuah kejatuhan, dan solusinya adalah BERTOBAT, karena hilangnya kasih mula-mula pasti mengandung unsur durhaka/jahat/dosa. Dalam pelayanan di Tabernakel – api untuk menyalakan pelita emas, dan mezbah dupa, dupa di tumpukan roti berasal dari mezbah korban bakaran. Oleh karenanya api di mezbah korban bakaran harus dijaga – tidak boleh padam. Api pertobatan harus terus dijaga tetap menyala.

II Timotius 3:7 “yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran.” Tanpa api pertobatan, ibadah hanya bersifat rutinitas, tidak merasakan ada kuasa ibadah yang mengubahkan hidup.

3. Goalnya kemana?

Efesus 2:14-16 “Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.”

Efesus 4:13-16 “sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, — yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota — menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.”

Efesus 1:22-23 “Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.”

Tujuannya adalah kedewasaan penuh mencapai persekutuan TUBUH KRISTUS – KRISTUS KEPALA. Kasih persaudaraan perlu dipelihara – karena kita akan dipersekutukan tidak hanya dengan gereja lokal tetapi dengan semua orang percaya (menjadi berkat tanpa sekat) sebagai TUBUH KRISTUS dan KRISTUS sebagai kepala.

Camkan ini:

II Korintus 1:2-3 “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan,” JANGAN TERULANG. Kasih Allah di Taman Eden terputus – manusia menghancurkan Perjanjian Allah.

4. Bagaimanan Solusinya

Ibrani 10:19-27 “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.”

  • Ayat 22 “Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.” Datang kepada Tuhan : dengan hati yang tulus iklhas, dengan iman yang teguh
  • Ayat 23 “Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.” Dengan pengharapan yang teguh.
  • Ayat 24 “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.” saling peduli  (Filipi 2:4 “dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.”)
  • Ayat 25 “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Jangan lalaikan persekutuan ibadah. Dalam persekutuan kita bisa saling menasehati dan semakin giat.

Pandemi Covid mengguncang relasi. Aktifitas kita sangat dibatasi, segala sesuatu dikerjakan di rumah dengan sistem daring/on-line – tidak ada sentuhan kasih persaudaraan. Kini kita sudah melewati masa-masa pandemi, dan diijinkan beraktifitas normal jadi mari kembali aktif beribadah, berkomunitas, sehingga kasih persaudaraan itu terpelihara.

Apa sanksinya?

  • Ayat 26-27 “Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.  Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.”

Zaman akhir disebut juga zaman anugerah, korban Kristus yang menyelamatkan manusia. Ketika manusia sengaja mengabaikan kasih anugerah, tidak meresponi nasihat, maka tidak ada lagi Kesempatan untuk bertobat – dan berakhir di lautan API NERAKA KEKAL. Oleh karenanya di jaman kemurahan ini responi firman Tuhan, setia beribadah dan semakin giat.

5. Penutup

Roma 12:11 “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”

Manusia cenderung mudah berbuat dosa (memburu kekayaan dengan segala cara – ketika Kasih persaduraannya mulai padam,  kasih kepada Allah mulai padam . Oleh karenanya mari mempergunakan kesempatan dengan maksimal. Hidupi kasih persaudaraan melalui komunitas-komunitas rohani.

Biarlah Roh mu menyala-nyala dan layanilah Tuhan . Sekecil apapun yang dikerjakan  memiliki nilai di hadapan Tuhan jika didasari dengan kasih kepada Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati.