Ringkasan khotbah Pdm. Tri Winarno
Minggu, 21 Mei 2023
Tujuan Tuhan menggenapi Janji-Nya :
Kisah Para Rasul 1:8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Kisah Para Rasul 16:9-10 “Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!” Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.”
Rasul Paulus mendapat panggilan pelayanan di Makedonia melalui suatu penglihatan. saat ini secara rohani banyak orang Makedonia yang menunggu pemberitaan Injil dari kita. Penglihatan artinya visi Ilahi dan visi Ilahi akan nyata kepada orang-orang yang sevisi dengan-Nya
Pentingnya visi Ilahi bagi hidup orang percaya :
- Tahu arah dan tujuan hidup
Yohanes 20:21 “Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”. Apapun profesi kita, ada tujuan yang sama yang harus kita kerjakan, yaitu menjadi saksi Kristus. Banyak jiwa yang dimenangkan karena Injil diceritakan.
- Full Power
Memiliki kekuatan penuh untuk memenuhi tujuan hidup. Rela habis-habisan demi Injil, seperti Kristus yang rela mati agar janji keselamatan digenapi
- Maksimal
Yesus melayani dalam kurun waktu 3.5 tahun, tetapi dengan waktu yang singkat hasilnya luar biasa karena dilakukan dengan maksimal
Kepada siapa visi Allah akan dinyatakan?
- Orang yang sudah mengalami Kristus
Efesus 2:8-10 “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” – manusia diselamatkan karena iman, bukan karena perbuatan baik.
I Korintus 15:19 “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.” – percaya pada Yesus, mengandalkan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
Roma 10:9 “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.”– mengundang Yesus secara pribadi.
- Orang yang setia – Orang yang mengembangkan potensi (perumpamaan tentang talenta)
- Orang yang tersedia – siap dibutuhkan kapanpun
- Orang yang rendah hati – tidak pernah merasa bahwa semua yang dikerjakan karena jasanya.
Tanpa suatu visi dari Allah (menjadi saksi Kristus – memberitakan Kabar Baik), orang di sekitar kita akan binasa dalam dosa mereka.
Matius 9:36-38 “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
Sebagai orang percaya kita membutuhkan visi yang diberikan Allah, yang menungkinkan kita untuk bisa melihat masyarakat dan dunia sekitar sebagaimana Allah memandangnya. Jadi mari terus hidup dalam kesadaran diri bahwa kita adalah saksi-saksi Kristus yang terus memberitakan Kabar Baik (penginjilan) pada sesama.
William Booth adalah pendiri Bala Keselamatan, suatu saat ia mendapat penglihatan dari Allah. Dalam penglihatan itu ia melihat lautan yang gelap dan bergelora. Di lautan itu ia melihat begitu banyak manusia malang yang terapung dan terhempas, berteriak dan menjerit, mengutuk dan berjuang sementara hanyut tenggelam. Dari lautan gelap yang marah itu, ia melihat sebuah batu karang yang besar yang puncaknya menjulang tinggi mengatasi awan gelap yang menggantung di atas lautan itu. Di sekeliling dasar batu karang itu ia melihat sebuah anjungan yang luas. Dan di atas anjungan itu, dengan penuh harapan ia melihat sejumlah orang yang malang tersebut sedang berjuang berusha merangkak keluar dari lautan yang marah itu. Dan ia melihat bahwa beberapa dari mereka yang telah selamat di atas anjungan itu sedang berusaha menolong mahluk-mahluk malang yang berusaha mencapai tempat yang aman di tengah lautan yang marah itu.
Tetapi yang paling mengganggunya adalah meskipun mereka semua telah diselamatkan dari laut, tampaknya hampir setiap orang melupakan apa yang telah terjadi. Tampaknya ingatan akan bahaya yang kegelapan tidak lagi mengganggu mereka. Dan yang sama aneh dan membingungkan baginya adalah bahwa orang-orang ini tampaknya tidak memiliki sebuah kepedulian terhadap mereka yang sedang binasa yang masih berjuang dan terseret ombak di depan mata mereka.
Tapi kemudian ia melihat sesuatu yang luar biasa. Ia melihat sosok Agung dari atas, datang dari kerajaanNya diselimuti awan yang gelap itu dan Ia masuk ke dalam lautan yang mengamuk di antara orang-orang yang tenggelam itu. Dan di sana William Booth melihat Dia berusaha keras menyelamatkan mereka sampai darahNya mengalir. Dan Dia terus berseru kepada mereka yang telah selamat, kepada mereka yang telah diselamatkan dengan tangan-Nya yang terulur untuk datang dan membantuNya dalam tugas yang banyak dan menyakitkan itu untuk meyelamatkan yang hilang. Tetapi Dia berpikir bahwa mereka yang di atas anjungan itu, mereka yang dipanggilNya sibuk dengan perdagangan dan pekerjaan mereka, uang dan kesenangan, keluarga dan komunitas, kebersamaan dalam agama dan perdebatan di dalamya dan mereka tidak menanggapi kepada seruan dari Sosok Agung tersebut yang dengan Roh-Nya mau turun ke dalam lautan itu. Dan sekelompok orang itu terus berjuang, menjerit dan tenggelam dalam lautan yang gelap.
Kemudian William Booth melihat sesuatu yang lebih aneh di bandingkan dengan semua yang telah berlalu sebelumnya dalam penglihatan yang aneh ini. Mereka yang telah dipanggil oleh Sosok Agung ini – yang menginginkan mereka datang dan membantuNya mengerjakan tugas yang sulit itu, justru meminta Sang Sosok Agung untuk membantu mereka. Ada yang ingin agar Dia datang dan tinggal bersama mereka dan memberikan waktu dan kekuatanNya agar mereka menjadi lebih bahagia. Yang lain meminta Dia datang dan mengambil berbagai keraguan dan kebinguangan yang mereka alami sehubungan dengan kebenaran dari sebagian surat-surat yang telah Dia tulis untuk mereka. Sebagian lagi ingin agar Dia datang dan membuat mereka merasa lebih aman di atas batu karang – begitu aman sampai mereka merasa sangat yakin bahwa mereka tidak akan terpeleset jatuh lagi ke laut itu. Mereka biasanya bertemu dan naik setinggi mungkin di atas batu karang tersebut dan melihat di kejauhan ke arah daratan dimana mereka berpikir Sosok Agung itu berada, sambil berteriak “datanglah kepada kami….datang dan tolonglah kami!” Tapi Dia ada di antara mereka yang malang dan tenggelam dan berseru kepada mereka dengan suara yang nyaring “Datanglah pada-Ku! Datang dan batulah Aku!”
Dan William Booth mengerti semuanya, semuanya itu cukup jelas.
- Lautan itu adalah lautan kehidupan. Lautan keberadaan manusia yang nyata.
- Sekelompok orang banyak yang sedang berjuang di tengah badai laut adalah milayaran orang-orang berdosa dari berbagai suku,bahasa dan bangsa.
- Batu karang yang besar itu adalah bukit Kalvari tempat salib.
- Dan orang-orang yang berada di atasnya adalah mereka yang telah diselamatkan dari dosa dan neraka dan yang mengaku dirinya sebagai pengikut Yesus Kristus.
- Sosok Agung yang memanggil mereka di tengah lautan yang sedang mengamuk adalah Anak Allah – yang tetap sama dahulu sekarang dan selamanya yang masih berjuang untuk menyelamatkan banyak orang yang sedang menuju kemarian dari hukuman kekal yang mengerikan. Yang suara-Nya bisa didengar di tengah suara music, mesin dan kebisingan hidup, memanggil mereka yang telah diselamatkan untuk datang dan membantuNya menyelamatkan dunia.
Saudara-saudara terkasih, saudara telah diselamatkan dari laut itu. Engkau berada di atas batu karang, sementara Yesus ada di lautan gelap memanggil saudara untuk datang dan membantuNya. Bersediakah engkau? Visi ibarat sebuah kesempatan yang Tuhan berikan, bagaimana dengan respon kita?
Ada 5 tipe manusia
- Orang bodoh – tidak mengerti apa itu kesempatan
- Orang malas – tidak mau mengambil kesempatan
- Orang sakit – tidak bisa mengambil kesempatan
- Orang bijak – sigap mengambil kesempatan
- Orang bijak inovatif- menciptakan kesempatan
Respon Musa
Keluaran 4:10 “Lalu kata Musa kepada Tuhan: “Ah,Tuhan aku tidak pandai bicara,dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hambaMu pun tidak,sebab aku berat mulut dan berat lidah.”
Keluaran 4:13 “Tetapi Musa berkata “Ah, Tuhan utuslah kiranya siapa saja yang patut Kau utus.”
Yeremia 1:6 “Maka aku menjawab:, “Ah,Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara,sebab aku ini masih muda.”
Kata-kata Ah diatas merupakan bentuk penolakan terhadap visi Ilahi. Respon penolakan yang ditambahi oleh berbagai alasan penunjang. Mulai saat ini, mari belajar untuk berespon dengan positif. Mari mulai belajar tidak lagi mengatakan “Ah……” melainkan mengubahnya menjadi “AHA”! Kata “AHA” pasti diucapkan dengan penuh semangat, sesuatu yang membawa pada hal yang lebih baik, siap untuk bergerak mengerjakan visi Ilahi. Tuhan Yesus memberkati.