THE GODLY RELATION – COVENANT RELATIONSHIP 4, FIXING A BROKEN HEART

Ringkasan khotbah Pdt. Yehaziel Silvanus, M.Th

Minggu 12 Februari 2023

Kita bertumbuh secara pribadi dalam iman tetapi untuk melangkah kita tidak bisa sendiri, tetapi harus bersama dengan orang lain. Dalam perjalanan tersebut, tidak jarang kita mengalami perbedaan pendapat bahkan mengalami penghianatan. Ketika kita menghadapi situasi yang tidak kita harapkan, tidak sesuai dengan ekspektasi sehingga kita harus berhenti sejenak, bagaimana respon kita? Ketika kita tersentak dengan penghianatan orang terdekat, bagaimana respon kita? Bagaimana memperbaiki/memulihkan hati yang terluka?

Kita akan belajar dari tokoh dalam Alkitab yang bernama Timotius dan Rasul Paulus. Kedua tokoh Alkitab ini menjalin relasi dalam sebuah perjanjian. Rasul Paulus menempatkan diri sebagai mentor bagi Timotius. Kehadiran Rasul Paulus dalam hidup Timotius yang tumbuh tanpa sosok ayah menjadi begitu istimewa.

Timotius adalah gembala muda yang melayani jemaat di Efesus (berada di daerah Turki – asia kecil). Perintisan di lakukan oleh Rasul Paulus dan kemudian dilanjutkan oleh Timotius. Dalam perjalanan pelayanan Timotius ada beberapa peristiwa yang membuat kita bisa mengantisipasi ke depan jika terjadi gesekan.

I Timotius 1:19 “Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka,

Himeneus dan Alexander adalah dua orang yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi Timotius dalam melayani. Mereka menyebarkan ajaran-ajaran yang menyesatkan. Ini adalah sebuah penghianatan yang menggelisahkan dan menyakitkan bagi Timotius. Rasul Paulus sangat memahami pergumulan Timotius, ia pernah merasakan yang namanya dikhianati. Di dalam penjara, Rasul Paulus menuliskan nasihat kepada Timotius.  

Daftar rekan-rekan pelayanan yang meninggalkan Rasul Paulus

  1. Barnabas – Kisah Para Rasul 15:39
  2. Alexander & Himeneus – 1 Timotius 1:20; 2 Timotius 4:14
  3. Figelus dan Hermogenes – 2 Timotius 1:15
  4. Filetus – 2 Timotius 2:17
  5. Demas – 2 Timotius 4:10
  6. Alexander – 2 Timotius 4:10-15

Lima hal yang kita pelajari dari pengalaman Rasul Paulus adalah :

1. Kobarkan karunia Allah

II Timotius 1:6 “Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.”

Ketika kita percaya dan menerima Yesus sebagai Juru Selamat, setiap kita diberikan karunia-karunia rohani yang berbeda. Permasalahan yang datang memiliki peluang untuk memudarkan semangat karunia itu. Yang Tuhan rindukan adalah apapun yang sedang terjadi semangat/api karunia itu terus membara, berkembang – bertumbuh, bermultiplikasi dalam kehidupan kita. Karena karunia ini dampaknya begitu besar dalam pertumbuhan iman kita, maka iblis dengan berbagai cara berusaha memadamkannya

II Timotius I:15 “Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari padaku; termasuk Figelus dan Hermogenes.”

Tahun 60-70 kekristenan bertumbuh pesat, hal ini menggusarkan hati kaisar roma yang tidak menyukai kekristenan. Ia menangkap dan menjebloskan Rasul Paulus ke dalam penjara. Jemaat yang dahulu antusias, kini satu persatu mulai meninggalkan Rasul Paulus. Namun fakta yang pahit ini tidak memudarkan api karunia dalam diri Rasul Paulus. Tebalnya dinding penjara tidak membatasinya untuk terus semangat melayani. Di dalam penjara, Rasul Paulus tetap dengan tekun mengajar melalui surat-surat penggembalaan. Dan, hingga kini kita semua bisa menikmati pelayanan Rasul Paulus itu.

Tahun 70 kaisar Nero membakar Yerusalem dan menebarkan fitnah bahwa Rasul Paulus-lah yang melakukannya. Ditangkap, dijebloskan ke dalam penjara dan difitnah. Penderitaan Rasul Paulus datang bertubi-tubi. Tetapi semua itu tidak memadamkan api karunia dalam diri Rasul Paulus. Rasul Paulus tetap mengobarkan karunianya sekalipun sedang menderita.

Hanya Onesiforus yang berjuang mencari Rasul Paulus, (II Timotius 1:16-17). Onesiforus akhirnya ditangkap dan dibunuh oleh kekaisaran romawi karena Onesiforus menjadi orang yang dengan giat menyediakan alat-alat tulis sehingga Rasul Paulus bisa menulis surat-surat penggembalaan.

2. Be Strong – Jadilah kuat di dalam Yesus Kristus.

II Timotius 2:1 “Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.”

Dalam kepedihan penghianatan, datang pada Tuhan Yesus untuk memohon kekuatan. Rasul Paulus kuat menghadapi semua itu karena limpahnya kasih karunia dalam kehidupannya. Ikut Yesus, pikul salib, menyangkal diri bukanlah sesuatu yang mudah, oleh karenanya kita harus kuat di dalam Kristus Yesus.

3. fokus pada Amanat Agung

II Timotius 2:2 “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.”

Rasul Paulus menguatkan Timotius bahwa sekalipun terjadi penghianatan – akan masih ada orang-orang yang tulus mendukung, dan merekalah yang bisa dipercaya untuk meneruskan pengajaran yang benar. Amanat Agung harus terus berjalan, sekalipun sedang menghadapi masa-masa yang sulit.

Onesiforus sebagai seorang penguasaha  membawa kekristenan hingga ke Eropa.  Ia dengan tekun terus mencari dan mendukung pelayanan Rasul Paulus. Penjara tidak menciutkan semangat dari Onesiforus. Hal ini meningatkan kita untuk terus mencari orang-orang yang mau dimuridkan, jangan fokus pada mereka yang menolak . Ketika Tuhan Yesus mengutus 70 murid ke kota-kota/desa-desa, mereka diperintahkan untuk mengebaskan debu dari kaki jika ada yang menolak. Jadi penolakan adalah sesuatu yang kapan saja bisa terjadi dalam kehidupan kita – seperti halnya para murid kita diperintahkan untuk tidak baper, jika ada yang menolak Injil – kebaskan debu di kaki. Amanat Agung harus terus berjalan, Tuhan pasti menempatkan orang-orang yang mendukung pelayanan kita.

4. Punya mental yang siap

II Timotius 2:3 “Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.”

  1. Ayat 4 “Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.”

Prajurit – Fokus pada Tuhan, berjuang agar berkenan di hadapan komandan

  • Ayat 5 “Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.

Olahragwan – taat pada peraturan

  • Ayat 6 “Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya”

Petani – pekerja keras – tetap bekerja sesuai dengan musim – akan berjuang untuk bekerja, sekalipun dalam situasi yang sulit. Petani adalah orang pertama yang berhak menuai hasil pekerjaannya.

5. Kingdom Mindset – pola pikir kerajaan.

Filipi 4:4-9 “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.”

Bisa bersukacita dalam segala hal adalah kekuatan dari Tuhan. Mindset menentukan respon, jadi :

  1. II Timotius 2:3 “Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.”

II Korintus 1:5 “Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah.”

Gunakan pengkhiatanan yang kita alami sebagai sarana berbagi penderitaan di dalam Kristus

Filipi 1:29 “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,” – Karunia menderita untuk Dia. Panggilan kekristenan adalah panggilan untuk menderita, ikut Yesus, pikul salib, sangkal diri

  • I Petrus 2:23 “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

Ibrani 12:3 “Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.”

Gunakan pengkhiatanan yang kita alami sebagai kesempatan untuk menjadi seperti Kristus dan bertumbuh secara rohani

  • Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

Temukan “berkat” Tuhan didalam setiap penderitaan yang kita alami

II Timotius 4:16semuanya meninggalkan aku…. à Filipi 3:10supaya aku mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya ..”

Dalam keterpurukannya, Rasul Paulus semakin mengenal Tuhan lebih dalam. KuasaNya mampu mengangkat kita dari keterpurukan kita sehingga kita menjadi orang-orang yang lebih dari pemenang.

  • Roma 12:14-21,  Lukas 23:34 “Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.”

Jangan membalas, ampunilah mereka seperti Tuhan sudah mengampuni kita. Tidak membalas dan mengampuni adalah satu paket, harus dikerjakan semua.

Perbincangan Yesus di golgota dengan dua penjahat di sebelah kanan dan kiriNya membuktikan bahwa kekristenan adalah relasi (Lukas 23:39-43). Penjahat yang berespon benar diselamatkan karena imannya. Ia diselamatkan oleh kasih karunia Allah. Jika harus mengikuti tatacara ibadah orang yahudi, maka tidak ada kesempatan bagi penjahat ini untuk bertobat. Ia tidak memiliki waktu datang ke Bait Allah untuk memberikan persembahan korban penghapus dosa.

Lukas 23:43Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Kristus hadir untuk memulihkan relasi, jadi beresponlah dengan benar. Tuhan Yesus memberkati