Ringkasan Khotbah – Pdt. Yehaziel Silvanus Elnatan Osiyo, M.Th
Ada tanggungjawab yang harus kita hidupi di era Perjanjian Baru. Banyak orang percaya yang terbuai dengan berkat-berkat sehingga lupa dengan tanggungjawabnya. Kata Responsibility terdiri dari dua kata yaitu rensponse + ability, yang artinya the ability to response on something – kemampuan untuk berespon terhadap sesuatu. Ketika kita tidak mampu berespon benar, maka kita menjadi bagian mereka yang tidak bertanggungjawab. Sebagai orang percaya Tuhan ingin kita menjadi pribadi yang responsif bukan reaktif.
Apa tanggungjawab kita? Mari membaca dalam Efesus 1:17 “dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.”. Rasul Paulus berdoa untuk jemaat di Efesus, meminta kepada Allah agar Ia memberikan Roh hikmat dan wahyu untuk menganal Allah dengan benar.
Seseorang akan berespon dengan benar ditentukan oleh hikmat. Wahyu adalah Allah menyatakan diriNya kepada manusia melalui PutraNya yang Tunggal. Hal yang sulit dimengerti disingkapkan oleh wahyu, dan Roh Kudus memberikan pengertian untuk mempraktekkan apa yang sudah kita mengerti.
Amanat Agung, Matius 28:18-19 “Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Ini adalah surat wasiat Yesus sebelum meninggalkan dunia untuk kembali kepada Bapa di sorga. Surat wasiat akan berlaku ketika pembuat surat meninggal dunia. Dalam proses pengesahannya, surat akan dibuat, ditandangai diatas meterai, lalu diserahkan kepada notaris. Surat wasiat dibacakan oleh orang yang berkompeten –contohnya seorang notaris. Seluruh keluarga akan berkumpul mendengarkan. Surat wasiat begitu penting bagi orang-orang yang memiliki relasi dengan pembuat wasiat.
Amanat Agung adalah wasiat terbuka Yesus, dan menjadi penting atau tidak tergantung dengan bagaimana relasi orang percaya dengan Tuhan Yesus, sang pembuat wasiat. Isi surat wasiat adalah kerinduan hati yang terdalam dari pembuat wasiat, dan Amanat Agung adalah isi hati yang terdalam dari Tuhan Yesus yang diberikan kepada seluruh orang percaya untuk dilakukan.
Setelah kita menerima keselamatan, apapun background suku, bangsa, profesi, usia, gender, dll – kita menerima perintah yang sama yaitu PERGI DAN JADIKAN SEMUA BANGSA MURID YESUS. Tetapi ketika kita tidak memiliki relasi yang dekat maka perintah ini menjadi tidak penting.
3 HAL PENTING DALAM AMANAT AGUNG :
1. Misional – multiplikasi relasi, Pergilah……beritakanlah……
- Mat 10:7 Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.
- Mat 24:14 Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.“
- Markus 1:38 Jawab-Nya: “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.“ – Luk 4:43
- Markus 13:10 Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa
- Markus 16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
- Lukas 9:60 Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.”
- Kis 5:20 5:20 “Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.”
- Kis 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. “
- Roma 1:1 Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah
- 1 Timotius 4:11 Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu
Yohanes 15:8, “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”
Kekristenan yang benar pasti akan menghasilkan buah. Kecanggihan teknologi pertanian bisa menghasilkan buah yang manis, lezat, tetapi tidak memiliki bij – kehilangan potensi untuk bereproduksi.
Produsen vs Reproduksi :
- Produsen menghadirkan produk kepada konsumen, dan konsumen menunggu produk baru dari pordusen untuk dikonsumsi.
- Tetapi di dalam Tuhan, produsen akan menghadirkan produsen – produsen selanjutnya, menhasilkan buah yang memiliki biji, yang bisa ditabur dan menghasilkan buah lebih banyak agi. Mari kita renungkan, dimanakah posisi kita, seberapa produktif kerohanian kita.
The Talmud – budaya Yahudi mengatakan “When you teach your son, you teach your son’s son”. Dalam pemuridan dikatakan “when you teach your disciple, you teach your disciple’s disciple”.
Mari para ayah, didik dan persiapkan anak-anak sehigga mereka bisa mendidik generasi selanjtunya. Ingat! Pemuridan dilakukan dari rumah.
Reminder, Roma 10:14-15 “Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!”
Jika tidak ada yang secara sengaja pergi memberitakan kabar baik, maka bagaimana mungkin orang lain bisa mendengar kebenaran Firman Tuhan
I Korintus 9:16 “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.”
Memberitakan Injil bukan hanya tugas rasul Paulus. Adakah ketakutan/kegelisahan rohani dalam diri kita masing-masing ketika kita tidak bergerak memberitakan Injil?
2. Relasional, Persaudaraan Rohani, Jadikan segala bangsa muridKu
Level dalam relasi dengan Tuhan adalah menjadi seorang murid – bukan menjadi orang Kristen. Istilah Kristen adalah sebuah sindiran/ejekan dari orang yang tidak mengenal Yesus
- Kis 6:1 Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, ..
- Kis 6:7 Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; …
- Kis 9:10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias..
- Kis 9:19 Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik.
- Kis 9:26 9:26 Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid.
- Kis 11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
- Kis 11:29 Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang diam di Yudea.
- Kis 13:52 Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.
- Kis 14:21 Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia.
Seberapa banyak murid yang sudah kita hadirkan? Apakah anak-anak kita hanya menjadi orang Kristen atau menjadi murid Kristus?
Dalam buku Dicipleshift dikatakan bahwa relasi yang Tuhan mau Lebih dari sekadar kelas dan khotbah, pemuridan harus didasarkan pada persahabatan dan waktu bersama. Untuk menumbuhkan murid seperti yang Yesus lakukan, kita harus mengubah paradigma kita dari aktivitas dan relasi permukaan menjadi hubungan yang mendalam dan akuntabel.
Ibadah perlu, tetapi kita harus terus menjalin relasi lebih dekat dan lebih dalam dengan sesama anak Tuhan. Amsal 17:17 “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Komunitas bukan hanya tentang bebersamaan, ini tentang menjalani hidup bersama. Misi Allah harus menjadi misi kita juga. Seorang murid taat dan nurut pada gurunya.
3. Intensional, Pertumbuhan Rohani
Dalam buku yang berjudul A Certain Kind disebutkan bahwa pemuridan yang intensional yaitu proses membawa orang ke dalam hubungan yang dipulihkan dengan Tuhan, dan membina mereka menuju kedewasaan penuh di dalam Kristus, melalui rencana pertumbuhan yang intensional, sehingga mereka juga mampu melipatgandakan keseluruhan proses ini kepada orang lain.
Matius 4:19 “Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Penjala ikan (profesi) menjadi penjala manusia (panggilan). Apapun profesi kita, kita juga harus menjalani panggilan kita sebagai penjala manusia.
Hidup itu tidak hanya sekedar menjadi orang Kristen. Gereja kita memiliki tanggung jawab untuk membawa pertumbuhan rohani melalui 4 T (Terima, Tanam, Tumbuh, Tuai)
Terima
- BSJ 1 – 12 pertemua pengenalan VMC Baithani, Teologi Proper, Soteorolgi, Bibliologi, Kristologi, Eklesiologi, Engelologi dan Eskatalogi
Tanam
- BSJ II – 13 Pertemuan, dimulai dari Pekerjaan Roh Kudus/Pneumatologi, berlanjut dengan tumbuh yang dipelajari runut dari paling dasar, hasil dari buah roh Kudus sampai puncaknya watak dan perilaku yang sesuai dengan Kristus dan Firmannya.
- Kelas Dasar TABERNAKEL, 14 pertemuan dan diharapkan peserta wajib mengikuti tanpa terputus dari pertemuan 1 sampai ke-14
Tumbuh,
- The World Needs a Father (TWNF) 13 Pertemuan, mempersiapkan setiap Suami, Bapak untuk berperan sesuai Kehendak TUHAN.
- The Mother Design (TMD) 13 Pertemuan, mempersiapkan setiap Istri, Ibu untuk berjumpa dengan PURPOSE nya yang dari TUHAN.
- Kelas Kisah Para Rasul, Kelas Injil Sinoptik, dll
Tuai,
- Kelas Penatalayan, Dasar-dasar Pelayanan Gerejawi
- Komunitas Pemimpin Rohani, Dasar-dasar Kepemimpinan Kristen
- Kairos Course,dll
Mari sidang jemaat bertumbuh bersama. DISCIPLES OR DIE – Memuridkan atau mati. Berhenti memuridkan artinya memutus rantai pertumbuhan rohani yang artinya kematian. Mari hidupi terus Amanat Agung. Jadilah seorang murid yang mau dimuridkan. Tuhan Yesus memberkati.