HomeBeritaFIRMAN TUHAN IBADAHTHE SPIRIT OF SONSHIP 2 – ROH KEPUTRAAN

THE SPIRIT OF SONSHIP 2 – ROH KEPUTRAAN

Ringkasan Khotbah – Pdt. Yehaziel Silvanus Elnatan Osiyo – Minggu 13 Agustus 2023

Yohanes 1:12 “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”

John 1:12 “But as many as received him, to them gave he power to become the sons of God, [even] to them that believe on his name: (KJV)”

Diadopsi menjadi putra-putri Allah

Roma 8:15 “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak (putra) Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa! “

Saat ini kita sedang membahas tentang Roh Keputraan, tetapi kata putra  tidak bicara tentang gender, melaiknkan tentang anak (putra-putri) yang memerlukan sosok bapa. Ketika menerima Tuhan, kita diangkat menjad putraNya. Mengapa putra? Disebut sebagai putra karena mengikuti tradisi/budaya yahudi dimana hanya putra yang berhak untuk menerima warisan. Dan putra sulung mendapat porsi ganda. Namun di Perjanjian Baru, laki-laki dan Perempuan secara hakikat adalah sama. Namun masing-masing memiliki peran yang berbeda dalam  berumah tangga (suami pemimpin dan istri penolong).

Rome 8:15 “For you did not receive a spirit that makes you a slave again to fear, but you received the Spirit of sonship. And by him we cry, “Abba, Father.“ (NIV)”

Roh keputraan yang mengadopsi kita, mengangkat kita menjadi putra-putri Allah, dengan kuasa dari Roh ini kita bisa memanggil Abba yang Bapa.

Tragedi terbesar adalah anak-anak yang tidak di-BAPAK-I, generasi yang fatherless. Di hati anak-anak, laki-laki maupun perempuan mereka membutuhkan kehadiran BAPAK tidak hanya hadir secara fisik, tetapi sampai pada level kehadirannya dirasakan dihati anak-anak.  

 Mengapa hal ini penting? Ada 3 hal yang kita terima dari seorang Bapak :

  1. Identitas, bukan hanya budaya nama ayah yang diturunkan. Budaya Yahudi menyematkan bin pada nama anak, Bin berasal dari kata Ben – artinya bapak. Ini adalah bentuk pengakuan. 
  2. Perasaan diterima
  3. Perasaan aman

Tiga hal ini yang kita terima dari Bapa Surgawi, menerim afirmasi identitas, diterima apa adanya (sekalipun dosa merah seperti kirmizi, dari suku bangsa manapun), aman berada di dalam Dia.

Gerakan LGBT saat semakin marak bahkan banyak pasangan  sejenis yang mengadopsi anak. Lalu generasi seperti apa yang dibentuk? mereka  sendiri adalah generasi yang fatherless – bagaimana bisa mem-bapak-i generasi?

Mengingatkan para orangtua, inilah yang dibutuhkan anak-anak yaitu identitas, perasaan diterima dan perasaan aman. Banyak geberasi yang putus asa/rentan  karena tidak menerima tiga hal mendasar dari soerang bapak. Generasi yang fatherless akan sulit membangun hubungan dengan Bapa di surga. Sulit tunduk pada otoritas

Maleakhi 4:5-6 “Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya (putra-putranya) dan hati anak-anak (putra-putra) kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.”

Jika relasi bapa dan anak bermasalah, maka dimanapun anak-anak berada mereka cenderung bermasalah. Pemulihan hati bapa akan membuka pintu-pintu berkat, dan membuat anak-anak bertumbuh maksimal dalam iman. Bapak jasmani di rumah juga harus berperan menjadi bapa rohani bagi anak-anaknya. Jika peran ini belum maksimal janganlah saling menyalahkan karena tidak membawa hasil yang baik, tetapi bagaimana satu sama lain bersama-sama memperbaiki diri.

Matius 16:16 “Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”

Matius 3:17 “lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”

Putra = Huios (Yunani) yang artinya adalah siapapun yang memiliki sifat yang sama dengan Bapa mereka. Jika seorang bapa tidak memuridkan anak-anaknya, maka akan ada bapa-bapa lain yang akan bergerak.

Ingat

Galatia 3:26-29 “Sebab kamu semua adalah anak-anak (putra-putra) Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.”

Banyak dari kita yang masih belum merdeka dari mind set yang salah. Kekristenan masih sekedar agama, masih terikat dengan hal yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Kekristenan yang tidak Merdeka dari ikatan tradisi

Roh Keputraan, berbicara tentang

  1. Posisi Rohani
  2. Domba

Sebelum mengenal Yesus, kita seperti domba yang lemah (Matius 10:16, Lukas 10:3). Lelah dan terlantar (Matius 9:36), polos (Matius 7:15)

  • Pemimpinnya adalah gembala

Ketika domba tersesat, gembalanya akan mencarinya sampai ketemu (Matius 18:12-14). Yesus datang ke dunia mencari dan menyelamatkan yang hilang

  • Anak

Diadopsi melalui iman (Yohanes 1:12)

Pemimpinnya seorang bapak – lima jawatan

Tersesat, bapaknya menunggu dengan setia (Lukas 15:20) si bungsu diijinkan mengalami proses pendewasaan. Anak harus nempel pada bapa. Untuk menjadi bapak,kita harus lulus menjadi anak (terjai pemulihan)

  • Sikap yang kudus – Taat, hormat mendatangkan berkat
  • Efesus 6:1,  Kolose 3:20 – taat pada orangtua
  • Malekahi 1:6 – seorang putra wajib menhormati bapanya
  • Ibrani 13:17 – suasana di rumah, bapa yang berjaga-jaga atas jiwa kita. Anak yang tidak bisa tunduk dengan orang tua di rumah – sulit untuk tunduk dengan pemipin di luar, terlebih tunduk pada Bapa. Tidak ada  pemberontak yang diberkati.
  • Amsal 3:1-2, perkataan Daud pada Salomo, anaknya. Anak yang taat pada orangtua akan menikmati umur panjang dan hidup Sejahtera.
  • Seperangkat nilai-nilai
  • Hanya seorang putra yan berhak atas warisan

Penutup, Jika kita mau berjalan di dalam kekayaan warisan kita, berarti kita harus hidup, berpikir dan percaya sebagai putra. Mari terus bergerak, bertumbuh. Jangan berhenti di level domba, terus bergerak hingga menjadi anak yang terus beranjak dewasa.  Tuhan Yesus memberkati.