Ringkasan khotbah Ps. Timoty Parengkuan
Minggu, 30 April 2023
II Korintus 2:14 “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.”
Jemaat mula-mula sangat fenomenal, semua orang yang ada di Roma tidak bisa menyangkal fakta bahwa ada sesuatu yang berbeda dari jemaat ini. Kehidupan mereka berpengaruh sampai kepada pemerintahan romawi (gubernur Agripa). Para Rasul membangun suatu fondasi yang luar biasa yang ada hubungannya dengan Perjanjian Baru Yaitu IDENTITAS. Kemanapun mereka berada mereka memberitakan keharuman pengenalan akan Tuhan. Kemanapun mereka berada mereka membawa keharuman nama Kristus. Kehidupan jemaat mula-mula kaya dengan pengenalan rohani, mujizat dan kedalaman firman. Pengaruh jemaat mula-mula sangat besar, dibanding kekristenan masa kini.
Pertumbuhan jemaat ini sangat tajam karena pondasi yang diletakkan sangat kuat. Setiap hari bersekutu, banyak mujizat, peneguhan pondasi. Kehidupan yang sangat fenomenal, pertumbuhan bertahap dan mantap – mampu mempengaruhi pemerintahan di romawi. Gubernur menjadi takut karena kekuatan mereka bisa menggulingkan pemerintahan romawi. Akhirnya pemerintah romawi mengatur peribadahan. Kehidupan orang percaya di monitor – orang percaya ditahbiskan sebagai orang yang beragama Kristen.
Kisah Para Rasul 26:28 “Jawab Agripa: “Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!” Radiasi orang percaya menembus pemerintahan romawi dalam hal kehidupan. Jemaat pertama solid dan berdampak karena memiliki pondasi yang sangat kuat. Perkembangan Injil sangat cepat, dalam dua tahun Asia Kecil (Turki) sudah mayoritas percaya. Para rasul berhasil mencetak identitas yang dikenal – tidak bisa dipungkiri. Orang-orang sederhana yang mampu menjungkirbalikan pemerintahan. Ini adalah pergerakan yang dahsyat karena Injil diberitakan.
II Petrus 3:18 “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.” Jemaat mula-mula secara psikologi disebut sebagai Alpha Generation, yaitu generasi yang memiliki kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi, baik dari gaya hidup, pola pikir, iman dan kepercayaan. Semua ini terjadi karena diawali dengan memiliki IDENTITAS yang baru. Kitab Kisah Para Rasulmencatat tidak ada jemaat yang miskin/berkekurangan. Injil yang benar mencetak identitas yang benar. Menimbulkan pengaruh yang kuat, sehingga tetap kuat di dalam tantangan. Kehidupan kekristenan saat ini, tidak tahan goncangan, gampang terintimidasi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa masa pandemi adalah masa yang suram, manusia dilanda ketakutan. Akan ada pemisahan – kambing dan domba. Bagi orang yang bertumbuh benar, adalah gambaran dari domba. Ia memilki identitas yang kuat – tidak bisa dipengaruhi – tidak bisa diintimidasi. Pondasi benar, membuat Tuhan ikut bersaksi, meneguhkan – menguatkan, selalu membawa kedalam hidup berkemenangan.
Bau keharuman pengenalan akan Tuhan adalah identitas. Identitas dikenal di kehidupan dalam keluarga dan bermasyarakat. Identitas mana yang kita perkenalkan. Ingat! Identitas punya PENGARUH! Like father like son, figur dalam keluarga itu penting. Orangtua yang punya identitas jelas membuat anak-anak bangga,dan mereka tidak akan mencari figur di luar rumah. Saat ini, banyak generasi yang fatherless. Punya ayah/papa di rumah, tetapi tidak menjadi sosok bapa. Kehadiran bapa-bapa digantikan dengan uang, fasilitas penuh kenyamanan dan teknologi. Identitas generasi semakin tidak jelas – ini generasi. Kejatuhan mansuia terjadi karena ada pemalsuan identitas. Iblis memperdaya manusia, ia mengatakan bahwa ketika manusia memakkan buah larangan itu manusia akan menjadi seperti Allah. Sesungguhnya, manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah dalam kata lain manusia adalah gambaran Allah. Jadi, manusia tidak perlu makan buah karangan itu untuk menjadi seperti Allah.
Matius 16:13-20 “Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?……….. Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga…………….”
Sebelum para murid menjadi rasul, Yesus memastikan pengenalan semua murid-Nya akan diri-Nya. Pertanyaan Yesus diawali dengan kalimat kata orang dandilanjutkan dengan kalimat tetapi katamu. Dari pertanyaan ini memunculkan jawaban yang membuktikan seberapa jauh/dalam pengenalanan para murid tentang Yesus. Jawaban Simon Petrus mengungkapkan idnetitas Yesus yang sebenarnya, yaitu MESIAS. Yesus meresponi jawaban itu dengan menyebut identitas Simon Petrus dengan jelas, yaitu SIMON BIN YUNUS (Simon putra/anak Yunus). Pada ayat 18 -19, Yesus merubah identitas Simon bin Yunus menjadi PETRUS, identitas baru yang diberikan dilengkapi dengan karunia yang baru. Dan buah dari identitas yang baru adalah Otoritas.
Ayub 1:1 “Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. – Identitas Ayub tercetak sesuai pengakuan, ia Saleh dan Jujur. Orang yang memiliki identitas tidak mudah tersinggung, tidak mudah sakit hati. Identitas harus ditanam dengan jelas. Orang punya identitas, pasti punya iman.
Minimnya pengajaran identitas membuat orang tidak percaya akan hidupnya. Iblis akan selalu mengaburkan identitas, tetapi mari BANGKIT dan TERIMA KEBENARAN. Mari menggunakan firman sebagai pijakan. Jemaat mula-mula pengaruhnya sangat nyata karena mereka hidup dalam identitas yang benar. Akan ada perubahan yang besar jika identitas ditanamkan – mencetak orang-orang yang berkualitas.
PENGENALAN AKAN ALLAH MENCETAK IDENTITAS YANG JELAS
Tuhan Yesus memberkati.